Kurangi Kemiskinan di RI, Kanada Kucurkan Rp161 Miliar

Program kerjasama Indonesia-Kanada.
Sumber :
  • VIVA/Rebecca Reifi Georgina

VIVA.co.id - Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Y M Donald Bobiash, meresmikan proyek Risk Management, Economic Sustainability and Actuarial Science Development in Indonesia (Manajemen Risiko, Keberlanjutan Ekonomi, dan Pengembangan Ilmu Aktuaria di Indonesia), atau READI.

Bertemu PM Kanada, Ini Permintaan Presiden Jokowi

Bobiash menyampaikan, pemerintah Kanada mengucurkan dana 15,53 juta dolar Kanada, atau sekitar Rp161,77 miliar, untuk Universitas Waterloo di Kanada.

Dana tersebut nantinya akan digunakan oleh pihak universitas untuk membangun industri asuransi dan dana pensiun yang lebih kuat di Indonesia. Diharapkan ini bisa merangsang pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan di Indonesia.

RI Sukses Promosi Budaya Nusantara di Festival Kanada

"Perdana Menteri kami dan Presiden Joko Widodo menekankan mengenai pentingnya hubungan kerjasama yang sudah berlangsung lebih dari 50 tahun ini, khususnya di bidang ekonomi untuk mengurangi kemiskinan," ujar Bobiash saat ditemui di salah satu hotel di Jakarta, Selasa, 24 November 2015.

Ia melanjutkan, dukungan Kanada dalam proyek READI juga dilakukan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas lulusan ilmu aktuaria di Indonesia.

Indonesia - Kanada Gelar Forum Bilateral Pertama

Pemerintah Kanada, kata Bobiash, bangga, dapat bekerjasama dengan Universitas Waterloo, yang dapat berkontribusi kepada terbangunnya dasar pertumbuhan ekonomi dan stabilitas di Indonesia.

"Universitas Waterloo melalui program ini akan memperkuat profeksi aktuaria di Indonesia. Mereka memiliki salah satu program ilmu aktuaria terbesar dan terkuat di dunia," kata Bobiash.

Sementara itu, Presiden dan Wakil Konselor Universitas Waterloo, Feridun Hamdullahpur, mengaku senang dan bangga dapat bekerjasama dengan Kanada serta Indonesia dalam proyek ini.

"Kami mendapat kehormatan bisa ambil bagian dalam menyampaikan program akademis yang inovatif, kegiatan kemasyarakatan, dan kesempatan belajar, sambil bekerja di Indonesia," kata Hamdullahpur.

Bobiash juga menyampaikan, proyek selama enam tahun ini tidak akan menjadi satu-satunya proyek yang akan dilakukan antar kedua negara.

Ia menjelaskan, dalam waktu dekat, dirinya akan mengunjungi sejumlah provinsi dan daerah di Indonesia, guna melaksanakan program-program kerjasama di bidang kebudayaan, pendidikan, HAM, dan lainnya.

"Kami akan ke Sulawesi dan Kalimantan. Banyak kerjasama antara kedua negara untuk saling meningkatkan hubungan," kata Bobiash.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya