Dubes Rusia: Turki Pengecut, Bukan Teman Kami Lagi

Dubes Rusia Untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin
Sumber :
  • VIVAnews

VIVA.co.id -  Penembakan pesawat tempur Su-24 milik Rusia, yang dilakukan oleh Turki, membuat Rusia marah. Presiden Vladimir Putin bahkan mengancam, ada konsekuensi atas tindakan itu.

Duta besar Rusia untuk Indonesia, Mikail Y. Galuzin mengatakan apa yang dilakukan Turki adalah tindakan pengecut.

Erdogan Mengaku Tak Sabar Bertemu Putin

"Turki adalah teman kami namun malah melakukan hal tersebut saat kami melawan teroris. Kami punya banyak bukti. Minyak Suriah diambil dan dibawa ke Turki. Itu sebabnya ISIS punya banyak sekali uang," kata Galuzin, saat konferensi pers yang diadakan oleh Kedubes Rusia di Jakarta, Rabu, 25 November 2015.

Menurut Galuzin, sikap Turki yang langsung menghubungi NATO dan meminta dukungan, setelah melakukan penembakan, adalah tindakan pengecut.

"Itu adalah perbuatan pengecut dan tak bisa kami terima. Kami kaget dan kecewa dengan perbuatan mereka. Sekarang kami tak lagi menganggap mereka sebagai sahabat," katanya menegaskan.

Kegeraman Rusia makin bertambah karena tak ada negara Eropa yang menyampaikan ucapan duka cita atas jatuhnya pesawat tempur mereka. Kekecewaan itu membuat Rusia mengambil keputusan untuk membatalkan rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia ke Turki.

"Internasional bilang kita harus lawan ISIS. Namun saat kami memerangi ISIS, Turki menembak pesawat kami. Lalu NATO membenarkan tindakan Turki dengan alasan mempertahankan wilayah. Seharusnya menembak pesawat satu negara adalah kejahatan dan melanggar peraturan internasional," tutur Galuzin.

Galuzin lalu mengatakan, Rusia tahu bahwa Turki membeli minyak ilegal dari ISIS. Dan jika Turki menawarkan minyak ilegal dari negara lain, itu artinya Turki mendukung ISIS. Ia juga mengecam NATO yang menurut Rusia tak menjamin keamanan seluruh negara di dunia. NATO hanya menjamin keamanan negara anggotanya.

"NATO sedang mencari musuh untuk menunjukkan eksistensi mereka. Saya tak kaget jika besok NATO menggunakan masalah ini untuk memperlihatkan diri mereka. NATO sangat agresif dan berbahaya. Indonesia harus berhati-hati. Ini adalah ancaman besar juga untuk Indonesia," katanya.

Erdogan Mau ke Moskow, Ingin Berbaikan Lagi dengan Rusia
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Erdogan Ke Kremlin, Buka Hubungan Baru dengan Rusia

Erdogan menyebut Putin sebagai "teman."

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016