Pakar: Indonesia Harus Awasi WNI yang Gagal Gabung ISIS

Polisi saat mengamankan sejumlah atribut mirip ISIS di Solo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodik

VIVA.co.id - Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), Sydney Jones, berpendapat pemerintah Indonesia, LSM, maupun warga masyarakat Indonesia harus membentuk suatu organisasi khusus yang ditujukan bagi WNI yang telah kembali ke Indonesia setelah tertangkap akan atau telah bergabung dengan kelompok militan ISIS.

"Banyak orang (Indonesia) yang tadinya hampir saja bergabung dengan ISIS berhasil ditangkap dan dideportasi kembali ke Indonesia. Seharusnya dilakukan pemeriksaan menyeluruh kepada mereka sebelum dikembalikan ke lingkungan masing-masing," ujar Jones yang ditemui di di Goethe Institute, Jakarta, Kamis 26 November 2015.

Jones mengatakan, WNI tersebut harus menjalani pemeriksaan seluruh latar belakang mulai dari keluarga, profesi, pendidikan, sampai dengan tujuan dan alasan mereka ingin bergabung dengan kelompok teroris tersebut.

Kisah Pahit TKW yang Bekerja di 'Ibukota' ISIS

Masyarakat, kata dia, tidak boleh beranggapan para WNI tersebut pulang ke Indonesia setelah sukses bergabung dengan ISIS. "Yang betul adalah mereka berhasil ditangkap sebelum menyeberang masuk Suriah dan bergabung bersama ISIS. Mereka harus diperiksa supaya tidak menimbulkan kecurigaan," kata Jones.

Hal ini, kata dia, merupakan tantangan dan tanggung jawab semua warga Indonesia dalam membentuk suatu program pemeriksaan serta pembinaan lebih lanjut kepada kelompok WNI tersebut. Program itu dikatakan Jones juga harus dilakukan terhadap WNI perempuan maupun anak-anak.

Ratusan WNI mencoba pergi dan memasuki Suriah. Mereka bahkan sampai rela menjual harta benda, rumah, dan tanah miliknya untuk bisa membiayai penerbangan dan perjalanan ke Suriah. Kendati demikian, Indonesia bekerja sama dengan otoritas terkait berhasil menghentikan aksi itu dan mendeportasi kembali ke Indonesia.

Jet tempur Hornet F/A-18C

Bidik ISIS, Jet Tempur AS Lancarkan Serangan di Libya

Serangan ini untuk memudahkan tentara Libya merebut Sirte.

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2016