VIVA.co.id – Editor Radio Jerman Deutschlandfunk dan pakar Islam, Thorsten Gerald Schneiders, mengatakan warga Indonesia harus bisa dan berani membuat video provokasi atau propaganda untuk melawan kelompok ekstremis seperti ISIS. Ini perlu dilakukan untuk meredam aksi ISIS.
Hal tersebut disampaikan Schneiders dalam sebuah seminar internasional yang mengangkat tema 'Radikalisasi dan Deradikalisasi Bagi Dunia Internasional'.
"Kita harus bisa membuat video yang mengajak orang-orang untuk menolak dan melawan aksi radikalisme dan ajakan dari kelompok teroris," kata Schneider, yang ditemui di Goethe Institute, Jakarta, Kamis, 26 November 2015.
Kelompok militan ISIS selama ini melakukan propaganda melalui video-video yang disebarkannya secara online. Setidaknya 50 video dibuat dan disebarkan secara global untuk mengancam dunia dengan aksi terorismenya. Ia mengusulkan untuk membuat propaganda yang sama, yang juga dikampanyekan kepada kaum muda.
Schneiders menekankan, pembuatan video propaganda melawan aksi radikalisme itu harus digalang dan diprakarsai oleh kalangan anak muda, bukan oleh kaum dewasa maupun para pemuka agama yang sudah tua.
"ISIS mengincar dan merekrut pemuda-pemudi di seluruh dunia karena itu harus anak muda yang bergerak memprakarsai ini, agar lebih mudah untuk mengajak warga yang berumur sama. Kita harus membuat propaganda balasan dengan melibatkan pemahaman anak muda," kata Schneider.