RI: Kebijakan Dorong Balik Perahu Bahayakan Nyawa Imigran

Sumber :
  • Reuters/Daniel Munoz
VIVA.co.id
Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia
- Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Hasan Kleib, berharap ke depan Pemerintah Australia bisa lebih dulu memberikan peringatan dan bekerja sama dengan Indonesia ketimbang mendorong balik perahu pencari suaka. Sebab, kebijakan Australia yang bersifat unilateral itu membahayakan keselamatan jiwa para imigran dan pencari suaka. 

Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme
Demikian ungkap Hasan yang ditemui di Hotel Mandarin Oriental di kawasan Thamrin pada Jumat, 27 November 2015. Hasan berpendapat, dengan adanya notifikasi awal dari Australia, maka hal itu bisa menyelamatkan nyawa para pengungsi.

Indonesia dan Australia Intensif Bicarakan Terorisme
"Indonesia selalu berprinsip untuk mengedepankan perlindungan dan menempatkan mereka pada daerah yang aman. Banyak anak dan perempuan di antara mereka yang memilih berlayar pada malam hari di tengah laut lepas," kata dia. 

Daripada "menyelamatkan" para imigran dan pencari suaka, lalu perahunya didorong lagi ke perairan Indonesia, Negeri Kanguru lebih baik memperhatikan keselamatan mereka. Pasalnya, dengan mendorong balik perahu dan meninggalkan begitu saja di tengah laut, sama saja dengan membahayakan nyawa mereka.

"Pada intinya, yang harus diperhatikan adalah nyawa para imigran. Pasti ada penyebab, mengapa mereka meninggalkan negara asalnya. Akan lebih baik, jika Australia berbicara kepada kami mengenai aspek-aspek internasional ketimbang langsung melakukan kebijakan tersebut," kata dia. 

Sejak awal, Indonesia telah menentang kebijakan keras Australia soal dorong balik perahu pencari suaka. RI pun sudah berulang kali menyatakan protes terhadap kebijakan tersebut, tetapi seolah tidak digubris. 

Peristiwa terbaru, Negeri Kanguru kembali mendorong balik perahu pada 20 November lalu. Perahu yang berisi 16 pencari suaka itu didorong balik dari Pulau Christmas. Para imigran dan pencari suaka berasal dari kawasan Asia Selatan seperti Bangladesh, India dan Nepal. 

Mereka ditemukan terdampar di Kupang pada Kamis malam kemarin oleh warga setempat. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya