Putin Keluarkan Dekrit Sanksi Ekonomi untuk Turki

Sumber :
  • REUTERS/Umit Bektas/Files

VIVA.co.id - Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Sabtu waktu setempat, 28 November 2015, menandatangani sebuah dekrit berisi sanksi ekonomi terhadap Turki.

DPR: Jangan Tutup Sekolah Hanya karena Permintaan Turki

Menurut seorang sumber, sanksi ekonomi itu akan berlaku secara resmi pada Senin besok, 30 November 2015.

Dikutip dari kantor berita Reuters, Minggu 29 November 2015, dekrit itu berisi larangan penggunaan pesawat sewaan dari Rusia menuju ke Turki. Biro perjalanan dilarang untuk menawarkan paket ke Ankara, produk impor dari Turki diblokir, dan penghentian aktivitas ekonomi perusahaan Turki di Rusia. 
Sekolah Pribadi Bandung Akui Simpan Buku Fetullah Gulen

"Situasi saat ini tidak bisa diprediksi, begitu pula tantangan yang diberikan kepada Rusia. Jadi, pada dasarnya reaksi yang kami tunjukkan sesuai dengan ancaman yang kami terima," ujar juru bicara Presiden Putin, Dmitry Peskov. 
Erdogan Keluarkan Dekrit, Sipil Kuasai Militer Turki

Dekrit itu telah diunggah ke situs resmi milik Pemerintah Rusia. Sesuai dengan informasi di sana, dekrit diberlakukan untuk melindungi keamanan nasional dan warga Rusia dari tindak kriminal dan aktivitas ilegal. 

Putin juga telah memerintahkan, agar masing-masing menteri menyiapkan daftar produk, perusahaan, dan lapangan kerja yang terkena pengaruh dari dekrit tersebut. Beberapa kebijakan, bahkan telah diberlakukan sebelumnya. 

Dari segi ekonomi, Turki menjual makanan, produk agrikultur, dan tekstil ke Moskow. Selain itu, warga Rusia juga kerap melancong ke Turki. 

Data yang dimiliki Peskov, saat ini terdapat sekitar 200 ribu warga Turki di Rusia. 

Seorang pejabat berwenang Turki, mengatakan dekrit yang dikeluarkan Rusia justru kian menambah ketegangan hubungan kedua negara usai insiden penembakan jet tempur Sukhoi Su-24 pada Selasa kemarin.

Putin diduga baru akan melunak, jika Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan meminta maaf di hadapan publik. 

Sementara itu, dalam sebuah wawancara, Erdogan menolak untuk meminta maaf. Tetapi, dia menawarkan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Putin di sela KTT Perubahan Iklim di Paris. Tawaran tersebut, belum direspons oleh Putin hingga saat ini. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya