Riset: 2070 Jumlah Muslim akan Lebih Banyak dari Kristen

Perayaan Natal Kristen Ortodoks Koptik
Sumber :
  • REUTERS / Asmaa Waguih

VIVA.co.id - Akhir abad ini, jumlah Muslim diperkirakan akan melampaui jumlah pemeluk Nasrani. Perkiraan ini disampaikan oleh Pew Research Centre yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat.

"Kristen telah ada tujuh abad lebih dulu sebelum Islam, namun Islam akhirnya menyusul," kata Alan Cooperman, Direktur Penelitian Agama di Pew, seperti dikutip dari npr.org, Jumat, 25 Desember 2015.

Hingga saat ini, Kristen masih menjadi agama terbesar di dunia, dengan jumlah pengikut yang mencapai 2,2 miliar. Namun lembaga peneliti ini menilai, Islam adalah agama dengan pertumbuhan yang sangat cepat di dunia.

Eks Marinir AS Tolak Gerakan Kartu Khusus Muslim

Jumlah pemeluk Islam akan terus meningkat dan mencapai hingga 30 persen pada tahun 2050, jika dibandingkan dengan pertumbuhannya yang hanya mencapai 23 persen pada tahun 2010. Itu artinya, pada tahun 2050, jumlah Muslim di seluruh dunia akan mendekati seimbang dengan Kristen.

Jika pertumbuhan pemeluk Islam terus meningkat cepat, data yang disampaikan oleh Pew menunjukkan, Muslim dipastikan melampaui jumlah pemeluk Kristen pada akhir tahun 2070.

Menurut lembaga independen ini, data itu bukan berarti menunjukan jumlah pemeluk Kristen menurun, namun pertumbuhan pemeluk Kristen tak secepat pemeluk Muslim.

Di saat jumlah pemeluk Kristen meningkat dari 2,1 miliar ke 2,9 miliar pada 2050, pertumbuhan Muslim di tahun 2050 mendatang justru melonjak dari 1,6 miliar ke 2,8 miliar.

Pertumbuhan ini juga dipengaruhi oleh banyaknya pemeluk Islam muda usia yang memilih meningkatkan jumlah keturunan mereka. Sementara kelompok agama lain justru menunjukkan angka pertumbuhan yang memudar, Islam kebalikannya.

Usai Tragedi Paris, Warga AS Tak Terpengaruh Islamophobia

Misalnya pada agama Budha, setengah dari pemeluk agama Budha berusia lebih dari 30 dengan jumlah anak hanya 1,6 dari satu pasangan. Tapi pada tahun 2010, populasi Muslim justru berada di bawah usia 15. Setiap wanita Muslim memiliki rata-rata anak 3,1. Sementara angka rata-rata anak dari pasangan Kristen adalah 2,7.

Menurut Cooperman, hasil penelitian Pew juga menunjukkan ada pergeseran perspektif religius yang menarik. Kelompok atheis, agnostik, dan kelompok yang tak berafiliasi dengan agama akan terus mengalami penurunan populasi pada 2050, meskipun kelompok ini terus tumbuh di Amerika dan Eropa.

Penolakan terhadap kelompok ini terjadi karena kelompok ini memiliki kelahiran yang rendah, dengan angka hanya 1,7 anak sepanjang hidup mereka.

Sejak sekarang hingga 2050, pusat Kristen juga akan mengalami pergeseran, dari Eropa ke Sahara, Afrika. Pada tahun 2010, mayoritas populasi Kristen, sekitar 25,5 persen, tinggal di Eropa. Namun Sahara, Afrika, akan menjadi rumah bagi 40 persen pemleluk Kristen pada tahun 2050. 

Mantan Rektor UIN: AS Bebaskan Pemeluk Islam Beribadah

Angka kelahiran juga berada di balik semua perubahan ini. Kristen yang hidup di Sahara, Afrika, memiliki angka kelahiran yang tinggi dibanding pemeluk Kristen di belahan dunia lainnya. Setiap perempuan Kristen di Sahara Afrika memiliki kelahiran hingga 4,4 anak.

Namun Cooperman menekankan, masih mungkin terjadi perubahan sejak sekarang hingga 2050 mendatang.

"Kami tak mengatakan, bahwa ini pasti terjadi. Namun jika pola dan tren terus berlanjut, angka ini bisa terjadi," kata Cooperman.

"Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bisa saja terjadi perang, revolusi, kelaparan, penyakit menular, adalah hal-hal yang tak bisa kita prediksi, dan hal-hal tersebut adalah yang bisa mengubah angka yang diperkirakan," tuturnya. (ase)

Jumlah atheis di Singapura meningkat

Makin Banyak Penduduk Singapura Tak Beragama

Mereka rerata berpendidikan tinggi dan usia produktif.

img_title
VIVA.co.id
10 Maret 2016