Obama: TPP Memajukan Kepemimpinan Amerika di Asia

Presiden AS Barack Obama.
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Barria

VIVA.co.id - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mendesak Kongres segera mendukung Kemitraan Lintas Pasifik (TPP). Blok ekonomi gagasan Washington ini tidak saja berguna mendongkrak ekonomi Amerika, namun juga menancapkan "Kepemimpinan Amerika" di Asia - terutama dalam menandingi pengaruh raksasa China.

Demikian permintaan Obama saat menyampaikan Pidato Kenegaraan Tahunan (State of the Union) di Kongres AS pada Selasa malam waktu setempat, 12 Januari 2016. Ini merupakan pidato kenegaraan tahunan terakhir bagi Obama sebelum pensiun pada awal 2017 mendatang setelah dua kali menjadi presiden AS.

Di pidato ini, Obama menyampaikan beberapa agenda penting, baik di dalam negeri Amerika maupun hubungan internasional di lintas sektor. Obama menyinggung isu keamanan dalam negeri, terorisme internasional, hingga perekonomian.

Di bidang ekonomi, Obama mendesak Kongres agar segera mengesahkan TPP. Bagi Obama, TPP dibentuk untuk "membuka pasar, melindungi para pekerja, dan lingkungan hidup serta memajukan kepemimpinan Amerika di Asia."

"Perjanjian ini memangkas pajak atas 18.000 produk buatan Amerika Serikat dan mendukung dibukanya banyak lapangan kerja," kata Obama dalam pidato yang naskahnya dikirim Departemen Luar Negeri AS kepada VIVA.co.id Rabu pagi.

Tidak itu saja Obama mendesak segera disahkannya TPP. Dengan TPP, lanjut Obama, China tidak bisa mendikte aturan-aturan perdagangan di Asia karena bukan peserta TPP.

"Kalian ingin menunjukkan kekuatan kita di abad ini? Setujui perjanjian [TPP] ini. Beri kami perangkat untuk menjalankannya," seru Obama kepada para anggota Kongres dan pejabat pemerintah AS.

Digagas pada 5 Oktober 2015, TPP ini merupakan upaya AS bersama para sekutunya untuk merangkul negara-negara Asia Pasifik untuk membentuk blok ekonomi baru. AS sengaja tidak mengikutsertakan China, yang dipandang sebagai rival utama di kawasan ini.    

Obama Siap Antar Hillary Jadi Presiden AS

AS pun membujuk Indonesia agar mau bergabung ke TPP. Namun belum ada ketegasan dari Jakarta walau Presiden Joko Widodo mengisyaratkan kepada Obama untuk mendukung TPP saat kunjungannya ke Washington DC pada 2015 lalu.

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Obama: Trump Tak Layak Jadi Presiden

Trump dinilai tak masuk dalam arus utama konservatisme modern

img_title
VIVA.co.id
3 Agustus 2016