Iran Lirik Industri Otomotif Jepang

Kerja sama bilateral Iran dan Jepang
Sumber :
  • REUTERS/Toru Yamanaka/Pool
VIVA.co.id
12-11-1948: Penjahat Perang Jepang Divonis Mati
- Iran dan Jepang menandatangani sejumlah kerja sama bilateral di bidang investasi. Seperti dikutip
nikkei
Jepang Siap-siap Berganti Kaisar
, Jumat, 5 Februari 2016, dalam kunjungan resminya selama lima hari di Jepang, Menteri Keuangan dan Ekonomi Iran, Ali Tayebnia dan Menteri Luar Negeri Jepang, menyepakati perjanjian bisnis kedua negara di bidang otomotif, irigasi dan proyek pemurnian air di wilayah Teluk Persia.
Iran Eksekusi Mati Ilmuwan Nuklirnya

Setelah Barat mencabut sanksi ekonomi pada Januari lalu, Iran langsung mematok target pertumbuhan ekonomi sekitar 6%-8% pada tahun ini. Di tengah merosotnya harga minyak dunia, Tayebnia mengatakan, pencabutan sanksi ekonomi ini merupakan 'angin surga' untuk memantik pertumbuhan ekonomi Negeri Shah.


"Saat ini kami sedang menyusun rencana pembangunan ekonomi lima tahun, dan itu dimulai tahun ini. Kami sudah menempatkan sektor prioritas untuk ditawarkan ke investor asing seperti petrokimia, listrik, sumberdaya air, otomotif dan pariwisata," kata Tayebnia.


Ia juga berjanji akan membentuk kerja sama pemerintah dan swasta dengan perusahaan asing untuk membangun industri kelistrikan melalui skema
public-private partnership.

Tayebnia menuturkan, Iran dengan jumlah penduduk sekitar 70 juta jiwa merupakan pangsa pasar yang besar, khususnya untuk industri otomotif dan ketenagakerjaan. "Oleh karena itulah kami menggandeng Jepang yang sudah mapan di industri ini (otomotif) untuk berinvestasi," tuturnya.


Selama pengenaan sanksi ekonomi, mobil buatan Perancis yaitu Peugeot dan Renault, sangat mendominasi jalan-jalan di Iran. Disusul mobil buatan lokal seperti Kodro dan SAIPA.


Khusus minyak, yang merupakan andalan Iran dalam mendulang untung, Tayebnia mengatakan bakal meningkatkan ekspornya hingga satu juta barel per hari. Namun prosesnya dilakukan dalam dua tahap.


"Kami akan mengekspor 500 ribu barel per hari hingga semester I 2016, dan 500 ribu barel berikutnya hingga akhir tahun. Langkah ini sebagai reaksi dari pencabutan sanksi ekonomi. Tentu saja kami tetap memantau harga minyak di pasar," ujar Tayebnia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya