- www.theregister.co.uk
VIVA.co.id - Korea Utara baru saja meluncurkan roket jarak jauh yang diklaim membawa satelit, pada hari ini, Minggu, 7 Februari 2015, waktu setempat.
Dilansir Reuters, akibat peluncuran roket tersebut, Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan langsung meminta kepada Dewan Keamanan PBB untuk melakukan pertemuan darurat. Diketahui, sebelumnya Korea Utara telah menyampaikan kepada PBB, bahwa mereka akan meluncurkan roket yang diklaim membawa satelit observasi bumi. Namun, tetap saja beberapa negara mengecam akan rencana Pyongyang.
Menurut rencana, Korut telah menyatakan bakal meluncurkan roket tersebut pada tanggal 8 sampai 25 Februari. Namun mendadak, Sabtu kemarin mereka mengubahnya menjadi tanggal 7 hingga 14 Februari 2016.
Sementara itu, diberitakan BBC, roket tersebut tampak diluncurkan dari markas di barat laut negara tersebut dan melewati bagian selatan Pulau Okinawa, Jepang.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengatakan, peluncuran tersebut sama sekali tidak bisa diterima. Ia juga menegaskan, jika aksi tersebut jelas sebuah pelanggaran atas resolusi dewan keamanan PBB.
Para pengamat percaya bahwa Pyongyang telah mengembangkan senjata nuklir yang bisa mencapai Amerika Serikat. Maka itu, berbagai negara percaya, satelit yang dikirim Pyongyang bukan untuk observasi.
Resolusi Dewan Keamanan PBB pun telah menyatakan bahwa negara tersebut dilarang melakukan berbagai uji nuklir atau rudal balistik. (one)
Respons 'Miring' Ambisi Korea Utara Kirim Bendera ke Bulan
Korut masuk 10 negara yang berhasil dalam teknologi antariksa.
