Kronologi Pembubaran Latihan Militer di Gunung Sumbing

ilustrasi pengeledahan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Maulana Surya
VIVA.co.id
50 Orang Diamankan Saat Latihan Militer di Gunung Sumbing
- Aparat Polres Temanggung, Jawa Tengah, membubarkan aktivitas latihan semikemiliteran oleh 50 warga anggota Jemaah Ansyarus Syariah (JAS) di Lereng Gunung Sumbing, Temanggung. Polisi mengamankan sejumlah barang bukti senapan dalam pembubaran tersebut.

Tujuh Pelatihan Militer Paling Gila

Informasi yang dihimpun dari polisi, sebelum dibubarkan, sedikitnya ada 50 orang yang merupakan angota JAS datang ke Dusun Jambon, Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung pada 19 Februari 2016, pukul 08.30 WIB. Mereka terdiri atas 30 warga asal Solo dan 20 warga asal Gandurejo, Bulu, Temanggung.
10 Hal Ekstrem di Pelatihan Militer Dunia


Sebelum melakukan pendakian, rombongan itu diangkut menggunakan ambulans dengan nomor polisi AD 8921 SH dan Suzuki Carry berpelat AD 9122 NF. Mereka juga sempat terlebih dahulu transit di rumah warga Jambon, bernama Suparlan (33 tahun).


Keesokan harinya, sekira pukul 08.30 WIB, rombongan diangkut dengan menggunakan mobil Carry dan L-300 menuju Tegal Sikandang Wonotirto di kawasan lereng Gunung Sumbing. Selanjutnya, peserta berjalan kaki ke arah lereng Gunung Sumbing. Mereka kemudian melakukan latihan di lahan Perhutani Sikendil Wonotirto.


Para peserta pelatihan dikabarkan juga mengenakan sepatu PDL, celana hitam PDL, kaos berlambang JAS, ransel punggung, dan alas tidur.


Sorenya, pukul 16.00 WIB, Polres Temanggung melakukan penggerebekan di rumah warga Jambon, Desa  Gandurejo. Di tempat parkir ambulans dan carry, petugas menemukan sejumlah barang bukti. Di antaranya, lima pucuk senapan angin, tiga buah sangkur, satu tas yang berisi buku dan bendera lambang keagamaan.


Polisi juga mengamankan seorang anggota JAS bernama Miftah (15) yang merupakan penjaga mobil. Polisi kemudian membawa barang bukti tersebut ke ke Polres Temanggung.


Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Aloysius Liliek Darmanto, mengatakan, pihaknya masih belum menyimpulkan pengamanan terhadap aktivitas semikemiliteran yang dilakukan anggota JAS di Gunung Sumbing terkait aksi terorisme.


"Kata siapa itu (pelatihan JAS) teroris. Ini masih dalam proses pemeriksaan. Jadi belum tahu teroris," kata Liliek saat dihubungi di Semarang, Sabtu, 20 Februari 2016.


Menurut Liliek, pembubaran aktivitas JAS itu karena melihat bahwa mereka melakukan pelatihan di kawasan Gunung Sumbing. Dan pengamanan itu dilakukan karena merespons masyarakat yang resah terhadap keberadaan pelatihan itu.


"Jadi masyarakat yang menduga itu gerakan radikal dan curiga lalu melapor ke polres setempat," ungkapnya.


Saat ini, kasus tersebut masih dalam tahap pemeriksaan oleh Polres Temanggung. Sejumlah orang dan barang bukti juga telah diamankan. Masing-masing lima pucuk senapan angin, tiga buah sangkur, satu tas berisi buku dan bendera lambang keagamaan.


"Sekarang dalam tahap pemeriksaan. Senin akan diumumkan dan kami beritahu. Intinya, ini sebagai bentuk kepekaan masyarakat dalam menanggulangi gerakan teroris," tegas Liliek. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya