Snowden: Bongkar iPhone Teroris Cukup Pakai Asam dan Laser

iPhone 5C dalam lima pilihan warna
Sumber :
  • REUTERS/Jason Lee

VIVA.co.id – Perang 'panas' antara Biro Investigasi Federal AS (FBI) melawan Apple mengundang perhatian dari mantan karyawan kontrak Badan Keamanan Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden. Buronan itu menasihati FBI agar jangan mengandalkan keputusan pengadilan.

Facebook Buat Masalah Lagi, 14 Juta Pengguna Kena Dampaknya

FBI gencar mendesak Apple membuka akses keamanan atau backdoor itu guna menyelidiki data iPhone 5c yang digunakan oleh Syed Rizqan Farook, terdakwa dari peristiwa bom San Bernardino, Amerika Serikat. Kala itu, Desember 2015, serangan tersebut menewaskan 14 orang.

Permintaan FBI memasuki sistem keamanan perangkat iPhone nantinya, untuk mencari informasi berharga tentang plot teror, apakah Farook beserta istrinya bernama Tashfeen Malik, menerima bantuan dari pihak lain yang belum terungkap oleh FBI.

Facebook Bakal Susah Intip Pengguna

"Masalahnya adalah FBI memiliki pengertian lain, mereka mengatakan pengadilan tidak dapat, tapi mereka (FBI) bisa. Cuma FBI tak mau melakukan itu," kata Snowden dalam wawancara virtual yang dilakukan Universitas Johns Hopkins, Maryland, Amerika Serikat dikutip dari Ubergizmo, Selasa 23 Februari 2016.

Maksud dari pernyataan Snowden yaitu FBI seharusnya tak mengandalkan pengadilan, sebab bisa membuka data keamanan iPhone itu cukup dengan memakai asam dan laser serta metode yang dikenal dengan ‘decapping’.

Tips Ketahui Sejauh Mana Facebook 'Memanen' Anda

"Dengan menggunakan pengebor laser, asam dan banyak peralatan fantastis FBI itu bisa meretas memori chip iPhone sampai ukuran mikron atau sepermiliar meter,” ujar pria berkacamata itu.

Snowden yang menjadi buronan pemerintah AS itu mengatakan memang cara decapping merupakan proses yang lambat dan membosankan, tapi FBI menurutnya tak punya opsi lain. Sebab, Apple telah mengajukan perlawanan perintah pengadilan yang diajukan FBI. Permintaan FBI itu dinilai memaksa untuk membongkar sistem keamanan perangkat iPhone. Perusahaa asal Cupertino itu telah diharuskan memodifikasi perangkat lunak untuk akses data yang dicari pemerintah.

"Itu (decapping) adalah alternatif yang mungkin," kata dia.

Dia mengatakan iPhone milik terduga teroris itu bisa saja dirampas oleh FBI, tapi itu tak menjamin ponsel pintar itu bisa dibongkar dan mengambil data yang diincar.

Sebelumnya Chengxi Wang, kepala strategi di perusahaan keamanan jaringan, Twistlock, mengatakan pertempuran FBI dan Apple ini akan menjadi momen dari keseimbangan privasi dan kebebasan sipil memproteksi datanya dari intervensi pemerintah.

"Jika Apple berhasil melawan perintah pengadilan, itu akan menjadi tembok penghalang yang tinggi untuk FBI dan kelompok pemerintah lainnya, yang ingin mengakses data warga dari belakang. Ini benar-benar akan memiliki efek riak. Apple kini dipandang sebagai pembawa bendera pelindung data warga. Jika berhasil, langkah mereka akan diikuti perusahaan lainnya," tutur Wang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya