Akhir Derita TKW Indonesia di 'Kandang' ISIS

Sri Rahayu, TKI yang selamat dari ISIS
Sumber :
  • VIVA.co,id/Rebecca Reifi Georgina

VIVA.co.id - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus, Suriah, berhasil mengevakuasi seorang Tenaga Kerja Wanita Indonesia bernama Sri Rahayu Binti Masdin Nur asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Ia diselamatkan setelah tim gabungan evakuasi dari KBRI Damaskus, pemerintah Suriah dan tokoh masyarakat setempat, berhasil mengeluarkan Sri dari 'ibukota' ISIS, Raqqah, menuju shelter KBRI Damaskus. Saat ini, Sri tinggal menunggu jadwal kepulangannya ke Indonesia.

Sejak menerima informasi keberadaan Sri pada Juni 2015, KBRI Damaskus mencari cara agar bisa mengevakuasi Sri Rahayu dari Raqqah. Pemerintah Suriah telah kehilangan kendali atas Kota Raqqah sejak lama. Sedangkan akses dari dan menuju Raqqah 'dipagari' ISIS.

Berdasarkan keterangan pers KBRI Damaskus yang diterima VIVA.co.id, Rabu, 16 Maret 2016, awal keberadaan Sri di Suriah dimulai pada 2 Februari 2011 atas upaya agen tenaga kerja PT Binhasan Maju Sejahtera (Indonesia) dan Sana (Suriah).

Kota Aleppo adalah tempat Sri pertama kali di sana. Meskipun telah habis masa kontrak kerjanya di Aleppo selama 2,5 tahun, namun Sri belum dipulangkan. Oleh agen tenaga kerja Sana, ia justru dijual kembali pada majikan baru bernama Abdul Azim al-Ujaeli di Raqqah.

Agen Sana juga selalu berbohong kepada Sri bahwa Kedutaan Indonesia sudah tutup di Suriah dan tidak ada penerbangan ke Indonesia.

Kala itu, Kota Raqqah masih dikuasai oleh pemberontak Free Syrian Army (FSA). Tiga bulan setelahnya atau pada akhir 2013, tentara ISIS memasuki Kota Raqqah dan mengklaim sebagai ibukota.

Selama 14 bulan bekerja di Raqqah, Sri tetap digaji dengan baik oleh majikannya, Abdul Azim al-Ujaeli, yang dahulu berprofesi sebagai insinyur. Di rumah itu, Sri bertugas merawat majikannya yang sudah tua renta dan tinggal seorang diri.

Situasi Makin Memburuk, TKI di Suriah Kembali Dipulangkan

Sementara anak-anaknya meninggalkan al-Ujaeli dan sudah keluar dari Raqqah. Namun, majikan Sri bukanlah simpatisan ISIS melainkan penduduk asli Raqqah yang terjebak dalam 'penjajahan' ISIS.

Saksi mata kekejaman ISIS

"Selama tinggal dan bekerja di Kota Raqqah yang dikendalikan ISIS, Sri menyaksikan secara langsung peristiwa di mana ISIS memasuki kota itu. Dia mengaku mendengar orang-orang berlarian sambil berteriak ketakutan bahwa ISIS memasuki Raqqah dan merebut gudang senjata milik Batalyon 17 Tentara Suriah," kata Duta Besar RI untuk Damaskus, Djoko Harjanto.

Selama tinggal di bawah kontrol ISIS, Sri selalu mengenakan pakaian hitam dengan cadar menutup rapat wajahnya ketika keluar rumah atau sekadar membersihkan halaman agar tidak diketahui berasal dari Indonesia.

Suatu hari, ketika TKW yang pernah bekerja di Arab Saudi selama 20 tahun ini berbelanja di Pasar Raqqah, ia melihat kepala-kepala manusia dijejerkan di pinggir jalan setelah dipenggal.

Sri kemudian membatalkan belanja dan lari pulang ketakutan ke rumah majikannya. Dari bahasa dan logat bicaranya, Sri mengenali banyak tentara ISIS di Raqqah berasal dari Arab Saudi, Tunisia, India dan beberapa orang kulit putih.

Namun, dia tidak pernah bertemu dengan orang Indonesia. Djoko juga memastikan, walaupun tinggal di Raqqah, Sri Rahayu tidak bekerja bagi simpatisan ISIS. Begitu juga dengan Abdul Azim al-Ujaeli, sang majikan.

"Kita melakukan screening berkali-kali kepadanya (Sri Rahayu). Kita pastikan tidak ada indikasi sama sekali bahwa TKW kelahiran 1976 ini bersimpati pada ISIS. Bahkan ia mengaku membenci ISIS karena melihat sendiri perilaku kejam mereka di Raqqah. Dia hanya ingin mendapatkan gaji dan pulang (ke Indonesia)," jelas Djoko.

Perjalanan enam hari

Ihwal penjemputan Sri Rahayu dijelaskan AM. Sidqi, Pejabat Konsuler da Penerangan Sosbud KBRI Damaskus. Menurutnya, setelah menyusun rencana bersama kemudian dipilihlah seorang pegawai agen tenaga kerja Sana yang mengenal wilayah medan pegunungan Aleppo-Raqqah untuk menjemput Sri.

Setelah mencermati waktu yang tepat dan menyusun rencana matang, Sri Rahayu dievakuasi melalui perjalanan darat Raqqah-Aleppo, dari gunung ke gunung, secara diam-diam, baik siang dan malam, selama enam hari.

Untuk mengelabui tentara ISIS, Sri Rahayu dan pegawai agen Sana mengaku sebagai suami istri. Sri pun akhirnya berhasil dibawa ke Kantor Konsuler cabang Aleppo pada Januari 2016.

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

Ia lalu diantarkan ke shelter Damaskus pada 12 Maret 2016 untuk dipulangkan ke Indonesia untuk pertama kalinya sejak 2011.

"Penyelamatan ini patut diapresiasi. Selain itu, perlindungan WNI di wilayah konflik dapat terlaksana berkat hubungan yang terjalin baik, terus dibina dan ditunjang oleh jejaring yang kuat. Tanpa itu semua mustahil dapat mengemban misi utama ini," tutur Djoko.

Polisi Antiteror Kanada.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Tersangka bernama Aaron Driver dan ia bertindak tunggal.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016