Bali Process Resmi Dibuka

Sebagian peserta Bali Process berfoto menjelang pembukaan, Selasa, 22 Maret 2016
Sumber :
  • Viva.co.id/Rebecca Reiffi Georgina

VIVA.co.id – Bali Regional Ministerial Conference on People Smuggling, Trafficking in Person and Related Transnational Crime VI atau Bali Process (BP), pagi ini secara resmi dibuka oleh Dirjen Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Hasan Kleib.

Desainer Indonesia Diduga Pesan Organ Manusia dari Laboratorium UEA

Para delegasi mulai berdatangan ke venue acara di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali sejak pukul 09.00 WITa. Acara dimulai dengan sesi foto bersama antardelegasi Senior Official Meeting (SOM) di Nusantara Ballroom.

Sebagai tuan rumah, Indonesia telah mengundang 47 negara anggota, 18 negara peserta lainnya dan tiga organisasi internasional, yakni Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR), Organisasi Migrasi Internasional (IOM) dan Kantor PBB untuk Urusan Obat-obatan dan Kejahatan Lintas Negara (UNODC).

Paus Fransiskus Kecam Sunat Perempuan dan Perdagangan Manusia

"Saya deklarasikan BP hari ini dibuka. Selamat datang di Bali, pulau surgawi untuk mengikuti SOM hari ini. Saya percaya semangat kita semua hari ini akan memberikan keuntungan bagi BP dalam upaya menyelesaikan isu yang menjadi perhatian saat ini," ucap Hasan yang menjadi co-chair hari ini bersama dengan Duta Besar Australia untuk Masalah Penyelundupan Manusia, Andrew Goledzinowski, Selasa, 22 Maret 2016 di BICC, Bali.

Pada pidato pembukaan tersebut, Hasan yakin bahwa BP kali ini dapat dijalankan sebaik dan seefektf mungkin, sehingga mampu menghasilkan outcome terbaik. Ia menjelaskan, tujuan utama SOM hari ini adalah untuk mempersiapkan pertemuan antarpara menteri besok. Ini, ujar dia, merupakan tugas semua delegasi untuk memastikan pertemuan besok berjalan dengan baik.

Kartel Narkoba Pakai TikTok untuk Rekrut Penyelundup

"Dengan demikian, semua menteri dapat menghasilkan jalan keluar terbaik bagi penyelesaian masalah yang disoroti dalam BP. Kami ingin agar BP terus menyoroti situasi terkini yang berdampak bagi kawasan kita," kata Hasan.

Ia memaparkan, dia dan Australia sebagai co-chair, ingin meminta bantuan dan dukungan dari semua anggota negara BP, untuk bisa menghasilkan dokumen non-legal (tidak mengikat) yang menunjukkan komitmen para negara terhadap prioritas isu selama dua tahun ke depan.

"Semua insiatif ini sangat berkontribusi untuk memperkuat kerja sama BP," ucap dia.

Pertemuan Bali Process ini dihadiri oleh 16 menteri dan enam wakil menteri serta sejumlah Senior Officials yang mewakili negara anggota masing-masing.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya