Kemlu Upayakan Klarifikasi Kisah Shandra Waworuntu

Shandra Waworuntu
Sumber :
  • Courtesy of Shandra Woworuntu

VIVA.co.id - Kementerian Luar Negeri Indonesia mengaku saat ini sedang berupaya untuk mengklarifikasi kisah sebenarnya yang menimpa Shandra Woworuntu, seorang analis keuangan asal Indonesia yang menjadi budak seks di Amerika Serikat.

"Kita sudah banyak menerima banyak informasi dari media. Saat ini kita sedang melakukan cross check dengan KJRI di New York untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut terkait kondisi yang bersangkutan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nassir, di Gedung Kemlu RI, Jakarta, Kamis, 31 Maret 2016.

Ia menambahkan, setelah mendapatkan detail kasusnya barulah Kemlu akan melangkah ke tahap selanjutnya.

Tebakan Beruang Putih 'Peramal' Soal Trump Benar

Dalam kisah sebelumnya, Shandra mengaku sempat meminta pertolongan dari KJRI di New York, namun justru ditolak.

Ketika berada di negeri Paman Sam, Shandra terseret dalam suatu jaringan perbudakan seks bawah tanah yang tidak diperkirakannya.

Dia pun dipaksa melayani para pria hidung belang selama 24 jam sehari di berbagai rumah bordil di kota New York dan Connecticut.

Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya Shandra berhasil menyelamatkan diri. Dalam kamar mandi di sebuah bangunan di distrik Brooklyn, New York, Shandra berhasil kabur lewat jendela saat para penyekapnya lengah.

Namun, penderitaannya belum berhenti. Shandra hidup menggelandang selama sekian lama karena tidak punya uang dan tempat tinggal, serta jauh dari sanak keluarga dan teman.

Akhirnya, Shandra berhasil bertemu seseorang yang membawanya ke penegak hukum.

11-08-1984: Ronald Reagan Ungkap Lelucon Konyol untuk Soviet

Di sana, ia lalu dirujuk ke Safe Horizon, sebuah lembaga di kota New York yang khusus membantu orang-orang yang nasibnya tidak menentu. Ia pun selamat.

Namun, Shandra tetap tidak puas hanya bisa lolos dari orang-orang yang menjadikannya budak seks.

Dia ingin mengungkap semua jaringan perbudakan seksual ke aparat hukum, baik tingkat lokal maupun federal, karena masih banyak wanita yang senasib dengannya masih terbelenggu dalam kubangan dunia hitam.

AS Jual Senjata ke Saudi Senilai US$1,15 miliar
Gelombang Aksi Protes Terpilihnya Presiden AS Donald Trump.

Tanggapan Muslim di Afrika atas Menangnya Trump

Amerika Serikat sedang mengalami degradasi moral.

img_title
VIVA.co.id
12 November 2016