Panama Papers Ungkap Pemimpin Negara Kemplang Pajak

proses penghitungan uang di bank
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Terkuaknya dokumen pengemplang pajak dari Kantor Hukum di Panama, Mossack Fonseca - biasa disebut Panama Papers - menjabarkan sejumlah pesohor. Bahkan ada pula sejumlah kepala negara, eksekutif perusahaan hingga atlet atau selebritas.

Tiongkok Bangun Hanggar Pesawat di Laut China Selatan

Menurut situs The Guardian, Senin, 4 April 2016, salah satu dokumen Panama Papers yang menghebohkan adalah mengungkap aliran dana US$2 miliar pencucian uang mengarah pada Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Uang itu dikelola oleh kolega Putin bernama Sergei Roldugin. Dana ini awalnya disimpan di bank BUMN Rusia.

Datang Sebagai Turis ke Jerman, Malah Dikira Imigran

Tapi, kemudian dialihkan memakai tangan swasta via 'tangan' Roldugin untuk kemudian 'dicuci' menjadi resor wisata ski untuk menggelar pesta pernikahan putri Putin pada 2013.

Kemudian, adanya fakta keterlibatan delapan pejabat Politbiro Partai Komunis China yang menyimpan hartanya di bank-bank negara 'tax haven'. Delapan petinggi itu masih menjabat, salah satunya Presiden Xi Jinping.

Ada juga Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson, PM Pakistan, Presiden Ukraina dan Raja Arab Saudi serta kerabat dari Presiden Suriah Bashar al-Assad, juga diungkap dalam dokumen ini.

Yang tak kalah hebohnya lagi, 29 miliarder yang tercatat dalam Majalah Forbes juga disebutkan dalam dokumen yang bocor itu.

Sejumlah bank pun ikut terseret karena dianggap melindungi para pengemplang pajak. Antara lain HSBC, Commerzbank dan Societe Generale.

Praktik pengemplang pajak oleh para pemimpin negara diungkap oleh Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ). Bocornya dokumen ini hingga mencapai 11,5 juta akibat ulah Kantor Hukum Panama, Mossack Fonseca. (ren)

Mantan Presiden Filipina ke China Bahas Sengketa Wilayah
Salah satu wilayah sengketa di Laut China Selatan.

Vietnam Kirim Peluncur Roket ke Laut China Selatan

"Kepulauan Spratly adalah hak sah kami untuk mempertahankannya".

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016