Soal Abu Sayyaf, AS Mengaku Sudah Kerja Sama dengan Filipina

Kelompok bersenjata Abu Sayyaf, kerap melakukan penculikan dan perampokan di Filipina Selatan.
Sumber :
  • www.worldbulletin.net

VIVA.co.id –  Kasus perompakan dan penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf juga mengundang keprihatinan AS. Negeri Paman Sam itu mengaku sudah bekerja sama dengan Filipina untuk mengatasi terorisme.

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

Wakil Menteri Luar Negeri AS, Antony J. Blinken, mengaku selama ini sudah bekerja sama dengan Filipina untuk melawan kelompok militan Abu Sayyaf.  "Kami telah lama bekerja sama membantu membangun kapasitas mereka (Filipina) untuk bersama menghadapi masalah terorisme dan memberikan hasil yang signifikan termasuk menghadapi kelompok yang bertanggungjawab pada aksi teorisme seperti Abu Sayyaf," ujar Blinken, Jumat, 22 April 2016 di Kedutaan Besar AS di Jakarta.

Blinken mengatakan, selain dengan Filipina, negaranya juga bekerja sama dengan negara lain termasuk Indonesia untuk melawan terorisme dan ekstremisme, misalnya membangun keperluan perlawanan terorisme untuk jangka panjang, pelatihan pasukan, berbagi informasi, dan pelatihan bagi jaksa dan hakim.

Pemkab Tangerang Benarkan PNS Mereka Ditangkap Densus

"Lalu tentu saja bekerja sama menghadapi Foreign Terrorist Fighters (FTF) yang bekerja dan bergerak di seluruh dunia serta memotong aliran dana yang diperlukan kelompok terorisme untuk bisa beroperasi. Kedua negara punya hubungan kerja sama yang kuat dalam isu ini dan kami selalu membicarakan ini di setiap pertemuan," kata dia.

Blinken juga mengatakan, kekhawatiran Indonesia akan terorisme sama seperti halnya AS, misalnya mengenai ISIS yang selalu muncul di banyak tempat berbeda, dan bekerja sama dengan kelompok pemberontak lain yang tiba-tiba ikut mengibarkan bendera mereka.

IDI Sukoharjo Minta Kasus Sunardi Tak Dikaitan dengan Profesi Dokter

"Kami (AS) membuat kemajuan yang signifikan dalam menghadapi ISIS di Suriah dan Irak, misalnya kami telah kembali mengambil lebih dari 50 persen wilayah yang dikuasai ISIS. Karena mereka tertekan di Suriah dan Irak, mereka mencoba untuk berpindah ke tempat lain. Saya rasa negara lain sudah melakukan penjagaan dan setiap negara tidak akan menunggu masalah akan datang tapi mencoba untuk bekerja untuk mencegah radikalisasi dan mobilisasi kaum muda ikut kelompok pemberontak," ucapnya.

Blinken berpendapat, Indonesia sedang dan sudah melakukan upaya yang sangat bagus termasuk menolong kaum muda menyuarakan aspirasi mereka untuk meyakinkan kelompok seperti itu tidak bisa diterima.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya