Koalisi Arab Saudi Klaim Tewaskan 800 Militan

Serangan Koalisi Arab Saudi ke Bandara Sanaa di Yaman
Sumber :
  • REUTERS/Khaled Abdullah

VIVA.co.id – Koalisi Arab Saudi mengklaim telah menewaskan lebih dari 800 militan anggota  kelompok teroris Al-Qaeda di Yaman. Operasi gabungan yang dibentuk oleh Saudi dan pasukan khusus Uni Emirat Arab tersebut, bekerja sama dengan pasukan Yaman yang loyal kepada Presiden Abdu Rabbu Mansur Hadi.

Surat Osama Bin Laden Untuk Warga AS 21 Tahun Lalu Viral, Salahkan Presiden Atas Perang Palestina

"Koalisi tersebut dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa operasi ini telah menewaskan lebih dari 800 unsur Al-Qaeda beserta sejumlah pemimpin mereka, dan sisa dari kelompok tersebut telah melarikan diri," demikian sebuah pernyataan menurut kantor berita Saudi SPA, dikutip dari Sputniknews, Senin, 25 April 2016.

Berdasarkan pernyataan yang dikutip oleh SPA, operasi ini merupakan bagian dari upaya koalisi untuk mendukung pemerintahan yang sah di Yaman, memperluas pengaruhnya, dan kendali atas Yaman, kota yang jatuh di bawah kendali Al-Qaeda.

Al-Qaeda hingga ISIS Serukan Pengikutnya Serang Israel dan AS

Koalisi Arab telah melakukan serangan udara terhadap gerilyawan yang menentang Presiden Hadi sejak Maret 2015. Mereka telah menargetkan pasukan Al-Qaeda dan posisi pemberontak Syiah Houthi, kekuatan oposisi utama negara itu.

Sebelumnya, serangan udara dari sebuah drone menewaskan dua orang di selatan kota Yaman, Marib. Diduga oleh penduduk setempat, kedua korban tersebut merupakan anggota kelompok Al-Qaeda.

Kelompok ISIS dan Al Qaeda Mulai Ikut Campur Dalam Perang Hamas-Israel

"Sebuah pesawat tak berawak menembakkan dua rudal ke sebuah mobil yang berisikan 2 orang di al-Manain, selatan kota Marib. Mobil tersebut hancur total dan dua orang tewas seketika," kata penduduk setempat dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 23 April 2016.

Amerika Serikat belakangan ini diketahui kerap menggunakan serangan drone di Yaman yang menargetkan pemimpin Al-Qaeda di Semenanjung Arab. Kelompok tersebut diduga merencanakan pengeboman di sejumlah lokasi penerbangan internasional dan serangan di negara-negara Barat.

Laporan: Dinia Adrianjara

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya