27-04-1978: Presiden Afghanistan Dibunuh Melalui Kudeta

Presiden Afghanistan Sardar Mohammed Daoud Khan
Sumber :
  • Ilustrasi/Istimewa

VIVA.co.id – Hari ini 38 tahun silam, Presiden Afghanistan Sardar Mohammed Daoud Khan digulingkan dan dibunuh dalam sebuah kudeta berdarah yang dipimpin oleh kelompok pemberontak prokomunis. Tindakan brutal ini menandai awal dari pergolakan politik di Afghanistan yang menjadi 'pintu pembuka' Uni Soviet terlibat langsung di sana.

Membandingkan Kehidupan di Uni Soviet dan Rusia Pada Masa Perang

Mengutip situs History, Daoud Khan telah memerintah Afghanistan sejak berkuasa, juga melalui kudeta, pada 1973. Di bawah pemerintahannya, hubungan Afghanistan dengan Uni Soviet semakin buruk lantaran Doud Khan menggelar kampanye gerakan melawan komunis Afghanistan.

Pada April 1978, Nur Muhammad Taraki, Ketua Partai Komunis Afghanistan mendorong kudeta sekaligus pembunuhan Daoud Khan. Benar saja,  pada 28 April, presiden terguling berkepala plontos itu tewas dengan cara dibunuh oleh kelompok Taraki dukungan Uni Soviet.

8 Fakta Menarik Ukraina yang Menjadi Negara Terluas di Eropa

Kematian Daoud Khan menyebabkan kekacauan politik di Afghanistan. Taraki pun mengambil alih tampuk kepresidenan. Pada Desember 1978, atas "kesetiaannya" terhadap Soviet, Afghanistan mendapatkan tambahan bantuan, baik militer maupun ekonomi, dari negeri Tirai Besi tersebut.

Sayangnya, berlimpahnya bantuan ini tidak bisa dinikmati rakyat Afghanistan dan justru ketidakstabilan politik di sana semakin kacau. Hal ini disebabkan gaya memerintah Taraki yang diktator dan mengubah sistem politik Afghanistan menjadi negara satu partai.

Bagaimana Penindasan Soviet Memupuk Benci Rakyat Ukraina pada Rusia

Tak puas dengan Taraki, lalu pada September 1979, ia menerima karma Daoud Khan, yaitu digulingkan dan dibunuh. Lalu, naiklah Hafizullah Amin sebagai Presiden Afghanistan. Akan tetapi, umurnya tak panjang.

Sebab, pada akhir Desember Tentara Merah resmi menyerbu Afghanistan setelah sebelumnya Amin dibunuh oleh Pasukan Khusus Soviet, GRU, di Istana Kepresidenan Afghanistan di ibu kota Kabul.

Sumber: Rumah Produktif Indonesia (RPI) / Perpustakaan NAsional (Perpusnas) RI. Penulis di posisi bawah, sedang duduk, ketiga dari kiri.

Peran G20 dalam Menyelesaikan Krisis Afghanistan  

"Pulih Bersama, Bangkit Perkasa: Gagasan Optimis dari Indonesia untuk Kebangkitan Dunia Pasca Pandemi Covid-19."

img_title
VIVA.co.id
11 November 2022