Geliat Malam di Damaskus, Pesta, dan Lupakan Perang

Sejumlah pemuda di Damaskus menghabiskan malam di 80s Bar, 11 Maret 2016.
Sumber :
  • REUTERS/Omar Sanadiki

VIVA.co.id – Serangkaian foto dipaparkan oleh Reuters yang menyingkap kehidupan malam di kota Damaskus, Suriah. Pemberitaan soal perang, pengungsi, kelaparan, dan kota yang porak poranda seperti lenyap tak berbekas pada keriuhan malam di bar dan pub di Damaskus.

Bertaruh Nyawa di Suriah Demi Bertemu Orang Tercinta

Old City, Damaskus, hanya berjarak beberapa kilometer dari wilayah yang menjadi pusat perang antara pemerintah dan kelompok pemberontak.Namun geliat malam tetap bergairah di kota yang penuh desingan peluru dan bom itu.

Menurut berita yang disampaikan Reuters, pada Rabu, 27 April 2016, sebuah kafe di wilayah kota tua Damaskus menjadi saksi bisu, bagaimana kaum muda Suriah merokok, minum bir, dan berbincang tentang apa saja, termasuk tentang perang yang tengah menghebat di negara mereka.

Hampir 150 Orang Korban Tewas Akibat Rangkaian Bom di Suriah

Foto-foto tersebut diambil pada tanggal 11 Maret 2016, di 80s Bar, di Old City, Damaskus. Di bar tersebut, sejumlah kaum muda berdansa, berjingkrak, dan berpesta. Selain 80s Bar, ada juga La Marionnette Pub. Tempat ini juga menyajikan keriuhan dan ingar-bingar malam di wilayah tersebut. Dentuman musik sebagaimana sebuah bar ikut memeriahkan suasana.

Mereka tertawa bersama, mengangkat gelas bir, berjingkrak, dan berpesta. Seolah lupa, ledakan bom dan tembakan peluru bisa mengenai mereka kapan saja. Pada malam yang pekat, bar, dan pub yang temaram menjadi saksi, bagaimana mereka melepas penat dan melupakan sejenak suasana perang dan kacau balaunya negara mereka.

Ikut Ujian, Suriah Bebaskan 68 Siswa dari Kota Terisolasi

Mengutip Reuters, pemulihan kegiatan hanya beberapa jam pada malam hari tersebut adalah bagian dari sebuah upaya untuk menormalkan kembali kehidupan kota tersebut. Perang yang terjadi lebih dari lima tahun itu menewaskan lebih dari 250.000 warga Suriah, dan membuat lebih dari lima juta orang meninggalkan negara tersebut.

Terhambatnya pasokan pangan, membuat kelaparan menganga di depan mata. Lalu melalui gelas bir, musik, dan tawa, warga memilih melupakannya sejenak. Meski mungkin mereka tak pernah tahu, apa yang akan terjadi esok hari pada hidupnya sendiri, juga pada kawan disebelahnya.

Rakyat Suriah mengibatkan bendera nasional setelah wilayah mereka bebas  dari cengkeraman ISIS.

Jelang Ramadan, Oposisi Suriah Usulkan Gencatan Senjata

Oposisi berjanji akan mematuhi, dan meminta pemerintah juga patuh.

img_title
VIVA.co.id
2 Juni 2016