Pembebasan Sandera WNI 2005 Lebih Rumit

Sepuluh warga negara Indonesia yang dibebaskan kelompok Abu Sayyaf saat sedang menikmati jamuan makan di rumah Gubernur Sulu Filipina, Minggu (1/5/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/www.scmp.com

VIVA.co.id – Pengamat intelijen Ridwan Habib mengatakan, pembebasan sandera ABK WNI pada 2005 lebih sulit dan rumit ketimbang tahun ini. Pasalnya, saat itu Abu Sayyaf hanya memiliki tiga faksi, berbeda dengan yang sekarang sudah mencapai 11-12 faksi.

Bareskrim Tangkap Pelaku Perdagangan Orang 2 WNI ke Kapal China

"Tahun 2005 belum ada ISIS. Faksi pun belum pecah sebanyak sekarang," katanya, dalam Bincang Pagi tvOne, Senin, 2 Mei 2016. Operasi pembebasan yang bersifat "tertutup" dan melibatkan TNI, Badan Intelijen Negara (BIN), BAIS dan Polri ini berhasil membebaskan 10 ABK WNI di bawah pimpinan Kivlan Zein, Ketua Tim Negosiator.

Proses pembebasan berlangsung selama 37 hari. Saat ini, ke-10 ABK WNI tengah bersiap dipulangkan ke keluarga mereka masing-masing. Sementara, pada 2005, Indonesia pernah menggelar operasi serupa pimpinan Inspektur Jenderal (Purn) Benny Joshua Mamoto.

ABK Asal Indonesia Meninggal, Orang Tua Gugat Kapal Pesiar Amerika

Kala itu, tim harus membebaskan seorang kapten kapal Bonggaya 91, Ahmad Resmiadi dari tangan Abu Sayyaf. Membutuhkan waktu selama 164 hari untuk membebaskan Ahmad. Sebelumnya, dua ABK Kapal Bonggaya 91, Yamin Labuso dan Erikson Hutagaol, berhasil dibebaskan setelah 73 hari melalui operasi militer yang dilakukan Filipina.

Lagi, 3 Pelaku Perbudakan ABK WNI di Kapal Long Xing Ditangkap

Bareskim Polri telah melakukan pemeriksaan 14 ABK Long Xing 629.

img_title
VIVA.co.id
23 Juni 2020