Mau Dimakzulkan, Presiden Rousseff Masih Ogah Mundur

Presiden Brasil Dilma Rousseff
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Presiden Brasil, Dilma Rousseff, bersumpah untuk "berjuang penuh sampai akhir" dalam sisa waktu jabatannya menjelang pemakzulan. Hal ini diungkapkannya setelah unjuk rasa ribuan serikat pekerja Brasil dalam peringatan Hari Buruh (May Day), kemarin.

Jadi Terpidana Korupsi, Mantan Presiden Brasil Serahkan Diri

Menurut situs Channel News Asia, Senin, 2 Mei 2016, meski pun hampir dipastikan akan diskors dari kursi presiden, Rousseff dan sekutunya, termasuk mantan presiden kharismatik, Luis Ignacio Lula da Silva, mengharapkan proses pemakzulan ini dapat dihentikan sebelum keputusan dikeluarkan.

Rousseff membutuhkan setidaknya dua pertiga suara mayoritas Senator untuk lolos dari pemakzulan.

Korupsi, Mantan Presiden Brasil Divonis 10 Tahun Penjara

Di tahun kedua masa jabatannya, ia akan menghadapi keputusan akhir pada 10 atau 11 Mei 2016, di mana Senat diperkirakan akan memulai persidangan terhadap Rousseff atas kasus penyalahgunaan rekening pemerintah.

Jika benar demikian, maka kursi presiden akan digantikan oleh Wakil Presiden Michel Temer, pemimpin partai kanan-tengah di Brasil dan mantan mitra koalisi dalam Kabinet Rousseff.

Dilma Rousseff Digulingkan, Tiga Negara Tarik Dubes

Sementara pendukung Rousseff berjanji akan melakukan pembangkangan sipil jika Temer melaju sebagai penggani Rousseff.

"Kami tidak akan mengakui pemerintahan Temer," kata Vagner Freitas, salah satu aktivis buruh di Brasil.

Sedangkan, seorang pensiunan Edna Delanina di Sao Paolo, mengungkapkan, dirinya ikut turun ke jalan untuk mendukung pemerintah Rousseff.

"Jika kita tidak turun ke jalan maka kita harus menghadapi kudeta sayap kanan yang akan kembali membawa pengangguran yang mengerikan, mengacaukan perekonomian dan membuat jutaan orang jatuh ke jurang kemiskinan," kata Delanina.

Temer menolak tudingan kubu Rousseff yang menyebut dirinya akan merombak program sosial yang telah dicanangkan sejak kekuasaan Lula pada 2003.

Ia mengatakan akan memiliki dukungan mayoritas di Kongres untuk memulai reformasi yang diperlukan untuk memperbaiki perekonomian Brasil.  

Laporan: Dinia Adrianjara

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya