Donald Trump Sebut China 'Perampok'

Donald Trump
Sumber :
  • REUTERS/Lucas Jackson

VIVA.co.id – Kandidat kuat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump menuduh China telah "merampok" Negeri Paman Sam. Ini kritik keras Trump terhadap kebijakan perdagangan China.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Dalam pidatonya di depan pengunjuk rasa di Negara Bagian Indiana, Trump mengatakan China bertanggung jawab atas "pencurian terbesar dalam sejarah dunia".

Trump, yang juga pengusaha miliarder, juga menuduh China memanipulasi mata uangnya untuk membuat ekspornya lebih kompetitif secara global.

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

"Kita tidak bisa terus membiarkan China merampok negara kita. Itulah yang akan kami lakukan. Kami sedang melakukan perubahan. Jangan lupa, kami juga memiliki kartu dan banyak kekuatan dengan China," ujar Trump, seperti dikutip dari situs BBC, Senin, 2 Mei 2016.

Dalam kampanyenya, Trump berjanji untuk memangkas kesepakatan dengan China dan membuat kebijakan yang lebih baik, membantu bertumbuhnya bisnis serta membuka lapangan pekerjaan di AS.

5 Fakta Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani, Iran Akan Balas Dendam?

Angka terbaru dari pemerintah AS menunjukkan defisit perdagangan dengan China mencapai US$365,7 miliar tahun lalu. Pada Februari tahun ini defisit sudah mencapai US$57 miliar.

Ini pertama kalinya Trump menggunakan kata "perampok" dalam konteks China dan perdagangan.

Sebelumnya, Donald Trump memenangkan pemilihan pendahuluan (primary) kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik di lima negara bagian.

Dengan kemenangan ini, Trump bahkan menyebut dirinya sebagai ‘kandidat terkuat presiden’ dari partainya karena berhasil memenangkan suara di Connecticut, Delaware, Maryland, Pennsylvania dan Rhode Island.

Ia juga memperoleh suara sebanyak 927 delegasi, atau tinggal butuh 310 delegasi untuk menjadi kandidat Presiden AS dari Partai Republik. Adapun pesaing terdekatnya, Ted Cruz, hanya mendulang 559 delegasi.

Hasil ini pula membawa ia lebih dekat dengan jumlah delegasi yang dibutuhkan sebelum konvensi nasional partai pada Juli 2016.

Laporan: Dinia Adrianjara

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya