AS Khawatir Usai Insiden dengan Rusia di Laut Baltik

Jet tempur Su-24 terbang rendah dekat kapal perusak AS, Donald Cook
Sumber :
  • newsphilippines.net

VIVA.co.id – Kepala Staf Angkatan Laut Amerika Serikat, Laksamana John Michael Richardson, mengatakan AS dan Rusia perlu menormalkan hubungan sehubungan dengan insiden di Laut Baltik. Ini untuk menghindari kemungkinan adanya "pertemuan berbahaya" antara jet tempur Rusia dengan kapal perang AS.

Demi Lolos Tes Narkoba, Wanita di AS Kirim Urine Anjing Peliharaan

Ia mengatakan bahwa insiden Laut Baltik dapat menimbulkan kesalahan perhitungan strategi antara kedua belah pihak. Ia berharap kejadian seperti itu tidak akan terulang kembali.

"Saya tidak berpikir bahwa Rusia mencoba untuk memprovokasi dalam insiden ini. Saya rasa mereka sedang mencoba untuk mengirim sinyal. Jelas, mereka ingin kita tahu bahwa mereka melihat dengan jelas posisi kita di Laut Baltik," kata Richardson, seperti dikutip dari situs VOA News, Selasa, 3 Mei 2016.

Gara-gara Foto Pangkalan Angkatan Laut AS, Pria Tiongkok Ditahan

Dalam satu bulan, terjadi dua insiden yang "mempertemukan" jet tempur Rusia dengan kapal perang AS di Laut Baltik.

Insiden pertama terjadi pada 11 April lalu ketika kapal destroyer USS Donald Cook sedang melakukan latihan pendaratan dan pengisian bahan bakar helikopter militer milik sekutu. Tiba-tiba, jet tempur Su-24 Rusia terbang rendah mendekati kapal perusak AS itu.

Kemudian, jet tempur Rusia kembali keesokan harinya dengan manuver yang sama. Kali ini didahului sebuah helikopter Rusia Helix Ka-27 di ketinggian rendah di sekitar kapal AS itu.

Pria Berjanggut Merampok Bank, Sebar Uang, dan Teriak 'Selamat Natal'

Terkait kejadian itu, Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan pihaknya terus waspada dan khawatir dengan perilaku yang dilakukan oleh Rusia tersebut.

“Gedung Putih khawatir dengan insiden ini. Hal ini sepenuhnya tidak konsisten dengan norma-norma profesional militer mengenai operasi yang berdekatan satu sama lain di dalam wilayah perairan maupun udara internasional," kata Earnes.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya