Negara-negara Islam Akui RI Motor Ekonomi Global

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bapennas, Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • Kementerian Keuangan

VIVA.co.id – Indonesia untuk kali kedua menyatakan kesiapannya menjadi tuan rumah The 12th World Islamic Economic Forum (WIEF) yang akan dihelat di Jakarta Convention Centre pada 2-4 Agustus 2016 mendatang dengan tema Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan.

Jokowi Sarankan Peserta WIEF Pelesir di Jakarta

Sebanyak 2.500 delegasi dan 60 tokoh penting yang berasal dari 100 negara di seluruh dunia akan menghadiri forum yang pernah mendulang kesuksesan di berbagai belahan dunia seperti Kuala Lumpur, Istanbul, Kuwait, Astana, Johor Bahru, London, dan Dubai.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, ide memberdayakan bisnis di masa depan merupakan hal penting, terutama dalam mengembangkan perekonomian modern yang dicantumkan dalam agenda Nawa Cita Presiden Joko Widodo.

Ribuan Personel TNI AL Amankan KTT Forum Ekonomi Islam

"Fokus dari WIEF ini ditujukan untuk membuka seluruh potensi agar Indonesia bisa menjadi pemimpin global dalam beberapa tahun kedepan," kata Bambang di Aula Mezzanine Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa 10 Mei 2016.

Menurut Bambang, pertumbuhan ekonomi syariah dalam beberapa tahun terakhir telah tumbuh cukup signifikkan dan mulai berkembang pesat. Apalagi, lanjut dia, pemerintah pun telah berkomitmen untuk semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi syariah.

Jelang Pertemuan The Fed, Bursa AS Merosot

Mulai dari program Aku Cinta Keuangan Syariah yang diyakini mampu mencapai target pertumbuhan yang ditetapkan sebesar 15 persen pada tahun 2023 mendatang, yang berasal dari pangsa keuangan Islam di pasar keuangan nasional secara keseluruhan.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Executive Officer WIEF Tun Musa Hitam menjabarkan beberapa isu pokok yang akan dibahas dalam WIEF ke-12. Seperti penerbitan sukuk dalam pembiayaan infrastruktur, pengintegrasian produk halal dan keuangan syariah.

Kemudian pengembangan industri makanan halal dan pengembangan industri fashion islami secara global, peningkatan akses pendanaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ke dalam digital ekonomi, sampai dengan percepatan inovasi dengan menghubungkan start up dengan perusahaan besar.

"Indonesia adalah pasar berkembang, dengan fundamental ekonomi yang kuat dan memiliki sejumlah UMKM yang memiliki potensi untuk go internasional," ujar Tan.

Tan berharap, forum ini mampu membawa dampak positif terhadap perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, ia meyakini pasar di Indonesia sangat potensial untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah.

"Indonesia merupakan pasar yang kuat di kawasan ASEAN, dan juga merupakan mesin penting dalam pertumbuhan ekonomi global," ungkapnya.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya