- www.biography.com
VIVA.co.id – Hari ini 71 tahun silam. Heinrich Himmler, Kepala Sayap Militer Partai Nazi (SS / Schutzstaffel) dan Wakil Kepala Polisi Rahasia (Gestapo), melakukan aksi bunuh diri tiga hari setelah dia tertangkap tentara Inggris saat Sekutu memasuki ibukota Jerman, Berlin.
Ia lebih memilih mati dengan cara menelan pil sianida yang disembunyikan di dalam mulutnya, ketimbang digiring ke mahkamah perang.
Menurut situs History, Himmler merupakan "otak" program Hitler untuk memusnahkan orang-orang Yahudi di Eropa melalui program yang disebut "Solusi Final". Rencana itu dilaksanakan ketika Himmler menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pada 1943.
Ia memiliki kemampuan mengonsolidasi kekuasaannya atas semua tentara dan polisi di Jerman. Cara ini terbukti sangat efektif dalam menghilangkan semua oposisi untuk menghalangi rencana Partai Nazi dan Hitler.
Periode 1944-1945 merupakan periode Jerman menuju kekalahan dalam Perang Dunia II. Dikepung oleh dua kekuatan, Sekutu Barat dan Uni Soviet, membuat Himmler akhirnya mencoba untuk bernegosiasi dengan Sekutu.
Namun, pada akhir April 1945, kabar itu sampai ke telinga Hitler yang berujung pada pemecatan Himmler dari seluruh jabatannya dan memerintahkan penangkapannya. Tak lama kemudian Himmler mencoba kabur dengan menyamar dengan mengenakan seragam polisi dengan identitas Heinrich Hitzinger.
Sayangnya, identitas Himmler terbongkar pasukan Soviet dan Inggris, pada 20 Mei. Dalam interogasinya, Himmler mengakui identitas aslinya. Pada 23 Mei, saat akan menjalani pemeriksaan dan penggeledahan tubuh, Himmler memutuskan bunuh diri dengan menelan pil sianida.
Jasadnya dimakamkan di sebuah kuburan tanpa nisan di kota Luneburg, Jerman, tetapi lokasi tepat makam Himmler hingga saat ini tak diketahui.
