Tiga Pendaki Tewas di Everest dalam Tiga Hari

Ilustrasi Pendaki
Sumber :
  • REUTERS/Navesh Chitrakar

VIVA.co.id – Belum sebulan jalur pendakian menuju puncak gunung Everest dibuka kembali, tiga pendaki sudah menjadi korbannya.

Dengan Satu Jari Pendaki Tetap Naik Everest, Akhirnya Tewas

Diberitakan oleh BBC, Senin, 23 Mei 2016, seorang pendaki asal India tewas menyusul dua pendaki yang tewas sehari sebelumnya. Seorang pendaki pria asal Belanda, dan seorang perempuan asal Australia tewas pada akhir pekan, Sabtu, 21 Mei 2016, karena serangan penyakit ketinggian.

Sekitar 30 pendaki lainnya menderita kebekuan (frostbite) di Everest dalam beberapa hari terakhir, menjelang ditutupnya periode pendakian musim semi. Dua pendaki lainnya dikabarkan hilang di "zona kematian" tak jauh dari puncak gunung tertinggi di dunia tersebut.

Aturan Baru, Pendaki Tunggal Tak Boleh Naik Everest

Subhash Paul, seorang warga India, tewas pada Minggu, 22 Mei 2016. Sehari sebelumnya, Paul dikabarkan berhasil mencapai puncak. Seorang pemandu dikabarkan membantu Paul untuk turun dari puncak Everest. Dua pendaki asal India lainnya, yang juga mencapai puncak bersama Paul dilaporkan hilang.

Selama tiga hari berturut-turut, Everest menelan korban. Pada Jumat, 20 Mei 2016, Eric Ary Arnold, seorang pendaki asal Belanda tewas setelah mencapai puncak. Lalu pada Sabtu, Maria Strydom, yang lahir di Afrika Selatan, tewas saat turun. Maria, seorang vegetarian, mendaki gunung tersebut bersama suaminya. Ia hendak membuktikan, seorang vegetarian bisa melakukan apa-pun. Suami Maria berhasil selamat.

Pendaki Everest Cemas, Pencurian Tabung Oksigen Meningkat

Penyakit ketinggian, juga dikenal sebagai acute mountain sickness, terjadi ketika orang mengalami kesulitan beradaptasi dengan kadar oksigen rendah pada ketinggian tinggi.

Kebanyakan kasus yang ringan dan mengakibatkan sakit kepala, mual atau pusing, tetapi dalam kasus yang jarang bisa ada berpotensi fatal penumpukan cairan di otak dan paru-paru.

Ini adalah musim pendakian pertama setelah selama dua tahun Everest ditutup untuk pendakian. Pada tahun 2014, 16 pemandu tewas dalam longsoran salju. Peristiwa ini memicu protes dan membuat musim pendakian diakhiri jauh lebih cepat. Kemudian gempa bumi di Nepal tahun lalu menewaskan sedikitnya 18 orang di gunung. Gempa juga membuat jalur mendaki jadi tertutup.

Sejak 11 Mei lalu, pendakian dibuka kembali. Kondisi cuaca yang bagus membuat 400 pendaki berhasil mencapai puncak dari sisi  Nepal. Namun, sebelum musim pendakian ditutup, gunung yang memiliki magnet kuat bagi para pendaki ini kembali menelan korban.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya