Bulgaria Larang Penggunaan Cadar di Negaranya

Ilustrasi/Perempuan Muslim Nigeria.
Sumber :
  • www.aljazeera.com

VIVA.co.id –  Bulgaria akan menjadi negara berikutnya yang melarang penggunaan cadar bagi perempuan di negaranya. Pelarangan akan diberlakukan setelah partai sayap kanan di negara tersebut, Patriotic Font, mengajukan usulan kepada parlemen, pelarangan cadar sebagai upaya pencegahan.

Government Targets on Acquiring 61 Percent Freeport Share

Diberitakan oleh BBC, Selasa, 24 Mei 2016, Belgia, Prancis, dan Latvia telah terlebih dulu melakukan pelarangan tersebut. Namun Bulgaria memulainya lebih dulu dengan sebuah kota kecil, Pazardjik. Kota tersebut baru saja memberlakukan larangan menggunakan cadar.

Di Bulgaria, sangat jarang terlihat perempuan yang menggunakan cadar. Dan cadar tidak dianggap sebagai bagian dari pakaian tradisional Muslimah di Bulgaria, yang memiliki populasi penduduk Muslim mencapai 10 persen dari total 7,1 juta orang.

4 Moscow Terrorists Under the Influence of Drugs

Sebagian besar warga Bulgaria berasal dari etnis Turki, Roma, dan Pomaks (warga Bulgaria yang berbahasa Arab). Apalagi faktanya, yang mengenakan cadar di Bulgaria baru terlihat dua atau tiga tahun terakhir adalah anggota kelompok kecil Salafist, komunitas Roma di Pazardjik.

Komunitas ini telah menjadi pusat perhatian media karena sikap kontroversinya. Pemimpin kelompok ini, Ahmed Musa, tiga kali dipenjara karena terus mengobarkan kebencian atas nama agama. Warga setempat mengatakan, Musa terlahir sebagai seorang Kristiani, namun ia memeluk Islam sekitar 20 tahun yang lalu. Ia mengadopsi pemikiran konservatif justru setelah bepergian ke wilayah Barat.

Sandra Dewi Tak Lagi Jadi Brand Ambassador Produk Ini, Buntut Kasus Harvey?

Dari 70.000 penduduk Pazardjik, hanya empat persen yang Muslim. Dan dari jumlah tersebut, hanya sedikit sekali yang bergabung menjadi jemaah Ahmed Musa. Tapi dari sekitar 20 perempuan yang menjadi pengikut Ahmed Musa, mereka mengenakan cadar. Hal ini-lah yang menimbulkan keresahan di Pazardjik, sehingga pemerintah lokal memberlakukan larangan tersebut. Dan akhirnya larangan tersebut berlaku nasional.

PM Georgia, Irakli Kobakhidze (Doc: Anadolu Ajansi)

Akui Umat Muslim Berkontribusi Besar Bagi Negara, PM Georgia Adakan Bukber

Perdana Menteri Georgia Irakli Kobakhidze mengadakan buka puasa bersama atau makan malam berbuka puasa, pada Kamis, 28 Maret 2024, di Ibu Kota Tbilisi, bersamaan Ramadhan

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024