Korut Anggap Ajakan Dialog Trump Hanya Propaganda

Calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump.
Sumber :
  • REUTERS/Lucas Jackson

VIVA.co.id – Duta Besar Korea Utara untuk PBB So Se Pyong mengatakan, rencana kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump bertemu Kim Jong-un  bagian dari "propaganda atau iklan".

Pemimpin Korut Kim Jong Un Debut Jadi 'Idol', Rilis Lagu Baru yang Isinya Puji Dirinya Sendiri

Menurutnya, pernyataan Trump ini hanya untuk mendulang suara dalam kampanye pemilihan presiden AS. "Itu semacam sebuah propaganda atau iklan saja. Tidak berguna dan hanya isyarat untuk (memenangkan) pemilihan presiden," kata Pyong, di Jenewa, Swiss, seperti dikutip dari situs Reuters, Selasa, 24 Mei 2016.

Ia juga menegaskan Korea Utara siap untuk kembali melakukan perundingan enam negara mengenai program nuklirnya. China dan Rusia mendukung ide itu, namun AS, Korea Selatan dan Jepang menolaknya.

Inikah Bibit-bibit Korea Bersatu?

"Sebagai negara nuklir yang bertanggung jawab kami tidak akan menggunakannya sebagai yang pertama kali. Tapi, jika AS menggunakan senjata nuklir pertama maka kita juga akan menggunakannya," ungkap dia.

Dalam sebuah wawancara kepada Reuters pekan lalu, Trump mengatakan bersedia berdialog dengan Pemimpin Korea Utara itu untuk menghentikan program nuklir serta mengusulkan perubahan besar dalam kebijakan AS terhadap mereka.

Gara-gara Kim Jong-un, Kata Utara Jadi Kanji of The Year

"Semuanya terserah keputusan Pemimpin Tertinggi (Kim Jong-un) apakah memenuhi undangan tersebut atau tidak. Namun, saya pikir ide Trump hanya omong kosong belaka," tuturnya.

Korea Utara melakukan uji coba nuklir keempat pada awal tahun ini, lalu meluncurkan roket jarak jauh pada Februari. Hal ini memicu sanksi internasional serta kecaman Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye.

Geun-hye juga menolak usulan Korea Utara soal perundingan militer tingkat tinggi dengan negaranya. Pasalnya, usulan negeri Tirai Besi itu adalah "usulan perdamaian palsu", karena mereka tidak memiliki rencana untuk mengakhiri program nuklirnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya