Obama dan AS Diklaim Sumber Masalah di Venezuela

Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Venezuela kini sedang dilanda krisis dan desakan agar Maduro mundur makin menguat.
Sumber :
  • Reuters/Carlos Garcia Rawlins

VIVA.co.id –  Duta Besar Venezuela untuk Indonesia, Gladys Urbaneja Duran mengatakan kabar ketidakstabilan negaranya yang selama ini beredar merupakan bagian dari agresi internasional. Salah satu yang terpenting dalam keputusan ini dan telah disetujui yaitu Dekrit Obama.

Krisis Venezuela: Maduro Blokir Bantuan, Kota Perbatasan Rusuh

Dalam dekrit itu disebutkan, Venezuela merupakan suatu ancaman luar biasa dan tidak biasa, terhadap keamanan nasional dan politik luar negeri Amerika Serikat.

"Venezuela adalah negara kecil dan tidak memiliki kekuatan militer yang besar. Angkatan Darat kami juga tidak pernah melakukan invasi ke negara manapun di dunia," ujar Dubes Venezuela, dalam konferensi pers di Hotel Kartika Chandra, Rabu, 25 Mei 2016.

AS Siapkan Sanksi untuk Presiden Venezuela

Menurutnya, menjadi sesuatu yang tidak masuk akal bahwa Amerika Serikat mengancam pemimpin Venezuela dan menuduhnya melakukan upaya penghambatan perdagangan ke luar negeri, bahkan merencanakan agresi militer. Sebelumnya pada 2014 lalu, terjadi upaya destabilisasi terhadap negara dengan cadangan gas terbesar kelima di dunia tersebut. Gerakan tersebut bernama Gerakan Guarimba.

Gerakan Guarimba ini merupakan kejadian di beberapa kota dengan melakukan upaya bakar ban atau melempar bom molotov, diambil gambarnya kemudian dimasukkan ke media massa. Ini semua bertujuan menciptakan dan menggambarkan bahwa sedang terjadi kekacauan di Venezuela sehingga membutuhkan intervensi internasional.

AS Perintahkan Keluarga Kedubes Tinggalkan Venezuela

"Saat ini ada upaya serupa dengan Gerakan Guarimba. Yaitu salida/ousting, upaya untuk menurunkan Maduro, contrabando/smugling, yaitu upaya penyelundupan makanan seolah terjadi kepanikan bahan pangan, dan terorisme," ujar Dubes Gladys.

Selain itu, tambahnya, banyak kelompok gangster dan kriminal, yang merupakan eks tentara bayaran Kolombia, yang dimanfaatkan untuk melakukan gerakan ancaman dan membunuh tokoh politik, ormas dan pejabat di masyarakat. Mereka juga melakukan sabotase di 30 gardu listrik dan menyebabkan korban jiwa.

"Sabotase itu dilakukan untuk menimbulkan suasana darurat. Padahal Venezuela adalah negara produsen minyak dan energi. Pasokan listrik sangat penting. Jika terganggu bisa menyebabkan dampak negatif bagi masyarakat," ujarnya.

Menurutnya, semua itu dilakukan karena kelompok kanan internasional dan imperialis memandang Venezuela adalah contoh buruk dari revolusi. Kendati demikian, Dubes Gladys meyakinkan bahwa Venezuela merupakan negara yang akan terus berkembang untuk memberikan jaminan pangan, papan, pendidikan dan kesehatan bagi rakyatnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya