Uang Bukan Penentu Seseorang Jadi Presiden AS

Diskusi diadalan di Lembaga Kebudayaan Amerika (atamerica) dan diprakarsai oleh Bakrie Center Foundation, di Jakarta, Rabu, 25 Mei 2016, malam.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dinia Adrianjara

VIVA.co.id – Konselor Politik Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia, Siriana K. Nair, mengatakan, dalam pemilihan pendahuluan (primary) Presiden Amerika Serikat, dana yang dikeluarkan kandidat presiden bukan satu-satunya faktor pendukung untuk meraih simpati masyarakat.

AS Waspadai Serangan Teroris dari Orang-orang Kecewa Hasil Pilpres

Menurutnya, banyak faktor yang menjadi pertimbangan dan perhatian pemilih sebelum menentukan siapa yang akan melaju sebagai presiden selanjutnya.

"Faktor lain selain uang yang dilihat oleh masyarakat adalah bagaimana cara kandidat tersebut mengambil hati dan meyakinkan para pemilih bahwa mereka layak menjadi pemimpin Amerika. Selanjutnya, apakah mereka dapat dipercaya dan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik," kata Nair, di Jakarta, dalam diskusi "Celebrating and Learning From the US Democratic Proccess", yang diprakarsai Bakrie Center Foundation, Rabu, 25 Mei 2016, malam.

Catatan SBY soal Drama Politik AS yang Bisa Dipetik Pecinta Demokrasi

Ia mengatakan, banyak isu yang menjadi perhatian masyarakat ketika kandidat presiden mengampanyekan program kerjanya. Seperti apa saja yang akan mereka raih ketika menjadi pemimpin, bagaimana perkembangan perekonomian di masa mendatang, kesempatan untuk para pekerja dan pajak.

"Pajak merupakan persoalan besar yang kini masih diperbincangkan oleh masyarakat Amerika. Program yang dibawa oleh kandidat adalah suatu poin yang penting. Selain itu bagaimana pemerintah menjaga lingkungan, isu sosial mengenai aborsi, keamanan dan imigrasi ilegal juga menjadi isu dan permasalahan yang harus diperhatikan oleh kandidat presiden," ujar Nair.

Partisipasi Masyarakat di Pilkada 2020 Lebih Tinggi dari Pilpres AS

Kandidat yang kini "melaju kencang" sebagai calon Presiden AS adalah Donald Trump dari Partai Republik dan Hillary Clinton dari Partai Demokrat. Keduanya kini bersaing untuk terus meraih perhatian dan dukungan masyarakat Amerika untuk maju dalam pemilu presiden 8 November 2016.

Dalam diskusi bertema Celebrating and Learning From the US Democratic Proccess tersebut diadakan di Lembaga Kebudayaan Amerika (atamerica) dan diprakarsai oleh Bakrie Center Foundation. Selain Siriana K.Nair, turut menjadi pembicara Djayadi Hanan, CEO Saifulmujani Research and Consulting.

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg.

Pilpres Bikin Facebook Alergi Politik

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg, sedang memikirkan cara baru membuat konten politik kurang terlihat di platformnya.

img_title
VIVA.co.id
29 Januari 2021