Melebihi Kapasitas, Kapal Imigran Terbalik di Laut Libya

Detik-detik kapal imigran terbalik di laut lepas Libya, 26 Mei 2016.
Sumber :
  • Marina Militare/Handout

VIVA.co.id – Sebanyak 30 migran dikhawatirkan tewas setelah sebuah perahu terbalik di Mediterania lepas pantai Libya. Sementara itu, 77 orang lainnya diselamatkan oleh Angkatan Laut Uni Eropa.

Nasib Pencari Suaka di Trotoar Rumah Detensi Imigrasi

Kapal dari satuan tugas Uni Eropa dan penjaga pantai Italia menuju ke lokasi yang letaknya 65 km dari lepas pantai, di mana sebagian korban kapal terbalik berusaha bertahan hidup dengan berpegangan pada lambung kapal dan berenang di sekitarnya.

Rabu lalu, 25 Mei 2016, Angkatan Laut Italia telah menyelamatkan 562 migran dari perahu yang terbalik. Hingga kini muncul dugaan bahwa kapal yang terbalik sejak Rabu lalu telah menewaskan hampir 100 orang.

Jemaah Banser, Cek Status Registrasi Prabayar dan Hujan Duit

International Organization of Migration (IOM) juga meyakini bahwa masih banyak korban yang terjebak di bawah lambung kapal yang terbalik.

"Korban yang berbicara dengan tim kami mengatakan banyak dari korban yang hilang kemungkinan terjebak di lambung kapal," kata juru bicara IOM, Flavio Di Giamoco, seperti dilansir dari BBC, Jumat, 27 Mei 2016.

Gawat, Banyak Pengungsi Timteng Selingkuhi Istri Warga

Dalam satu pekan ini, sebanyak 6.000 migran dilaporkan berusaha untuk mencapai Eropa melalui perairan Mediterania dengan menggunakan perahu yang sudah rapuh dan berisiko tenggelam.

Badan-badan bantuan mengatakan, persimpangan antara Libya dan Italia merupakan jalur utama bagi para migran sejak kesepakatan Uni Eropa dengan Turki untuk menahan pengungsi yang berlayar di Laut Aegea ke Yunani.

Sebuah pesawat pengintai Luksemburg yang melihat perahu terbalik mengatakan bahwa situasi sangat darurat. "Kami memperkirakan orang yang tewas sebanyak 20 sampai 30 orang," kata Kapten Antonello de Renzis Sonnino, juru bicara operasi UE Navfor Med untuk memerangi penyelundupan manusia di wilayah itu.

Juru bicara IOM mengatakan, menurut cerita yang dikumpulkan oleh staf IOM, mereka yang berlayar adalah orang-orang yang tinggal di Libya dan mereka yang melarikan diri dari negara yang kondisinya berbahaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya