Begini Cara Uni Eropa Tarik Minat Pelajar Indonesia

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rebecca

VIVA.co.id – Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend, hari ini berupaya meyakinkan para pelajar Indonesia agar mau mengenyam pendidikan di universitas-universitas Eropa. Pasalnya, ia berpendapat negara-negara anggota Uni Eropa memiliki sejumlah universitas terbaik yang ada di dunia.

Solidaritas Gaza, Menhan Prabowo Terima 22 Kadet Palestina yang Akan Lakukan Pendidikan di Indonesia

Tak hanya itu, banyak universitas-universitas di Eropa yang menawarkan beasiswa sehingga jauh lebih memberikan kemudahan bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman belajar di Benua Biru.

"Kami ingin menginformasikan kepada warga Indonesia mengenai banyaknya cara untuk belajar di universitas Eropa. Setiap tahun kami menawarkan 1.600 beasiswa kepada murid Indonesia yang mau ke Eropa. Ini kesempatan bagus untuk belajar mengenai beasiswa di Eropa. Setiap tahun ada 6.000 siswa Indonesia ke Eropa dan saat ini ada 9000 di Eropa dan kami ingin meningkatkan hal itu," kata Guerend usai membuka acara Hari Informasi Beasiswa Uni Eropa-Indonesia, Sabtu 28 Mei 2016 di Grand Sahid, Jakarta.

Ikatan Alumni Serviam Indonesia Akan Gelar Serviam Charity Challenge 2023

Ia mengemukakan, adanya persaingan antara negara-negara Eropa dengan negara lainnya di dunia untuk melakukan pertukaran pelajar dengan Indonesia. Namun ia yakin dengan kemampuan serta posisi UE dalam hal ini mengingat adanya empat poin unggulan yang dimiliki oleh Eropa.

Pertama, adalah banyaknya universitas terkemuka di dunia yang berada di Eropa. Lalu, kata Guerend, Eropa memiliki lingkungan kehidupan yang baik bagi para pelajar yang datang dari luar negeri.

Ribuan Anak Berprestasi dari Para Driver Ojol Dapat Beasiswa

"Banyak negara Eropa yang punya kota kecil yang bagus, dan di Eropa Anda mudah untuk pergi dari satu negara ke negara lain. Mengenai bahasa, hal tersebut bukanlah suatu masalah karena banyak universitas di negara Eropa yang tidak menggunakan bahasa Inggris melalukan kegiatan belajar mengajar menggunakan bahasa Inggris, bukan bahasa asli negara," kata Guerend.

Lalu alasan terakhir menurut Guerend adalah biaya untuk belajar yang sangat terjangkau jika dibandingkan dengan biaya pendidikan di negara lainnya.

"Umumnya belajar di luar negeri itu mahal, namun di Eropa sangat terjangkau. Selain itu, kami juga ingin berikan beasiswa bagi siswa Eropa untuk belajar di Indonesia karena kami ingin adanya saling pertukaran pelajar secara aktif," lanjut dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya