Obama Restui Hillary Clinton

Hillary Clinton diantara pendukungnya.
Sumber :
  • Reuters/Carlo Barlia

VIVA.co.id – Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, telah merestui Hillary Clinton sebagai calon presiden berikutnya dari Partai Demokrat. Restu dari Obama diberikan setelah bertemu dengan Bernie Sanders, pesaing Clinton yang masih berjuang mendapatkan nominasi dari partai.

Pilpres Bikin Facebook Alergi Politik

"Dia (Clinton), mungkin adalah orang yang paling memenuhi syarat sebagai seorang Presiden," kata Obama seperti dikutip dari situs BBC, Jumat, 10 Juni 2016.

Ia mengatakan, bagi semua orang yang sedari awal mengikuti perjalanannya menjadi presiden selama ini, perlu tahu bahwa ia 'bersama' Clinton.

AS Waspadai Serangan Teroris dari Orang-orang Kecewa Hasil Pilpres

"Saya mendukungnya. Saya bersemangat dan tidak sabar untuk pergi berkampanye bagi Hillary. Sekretaris Clinton dan Senator Sanders terus menjadi rival selama pemilu pendahuluan, mereka berdua patriot yang mencintai negeri ini dan mereka berbagi visi untuk Amerika," kata Obama.

Menanggapi dukungan dari pria nomor satu di AS itu, Clinton menyebut perkataan Obama sangatlah berarti besar bagi dirinya. "Hal ini sungguh menggembirakan dan suatu kehormatan bagi saya bahwa Presiden Obama dan saya selama ini telah berubah dari lawan menjadi kawan," ucap Clinton yang merupakan mantan menteri luar negeri AS itu.

Catatan SBY soal Drama Politik AS yang Bisa Dipetik Pecinta Demokrasi

Clinton dan Obama pernah bertarung dalam nominasi pencalonan Presiden dari Partai Demokrat menjelang Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2008. Saat itu, Obama memenangi nominasi dan kemudian mengantarkannya sebagai Presiden.

Tidak hanya Obama, namun pejabat dunia lainnya ternyata juga mendukung lawan Donald Trump ini. Clinton mengaku dirinya menerima banyak pesan dari para pemimpin dunia yang menyatakan dukungan kepadanya dan berharap Clinton bisa mengalahkan Donald Trump.

Meskipun begitu, Clinton menolak ketika diminta untuk membeberkan nama-nama mereka. Dirinya membalas dukungan tersebut dengan mengatakan bahwa pemilu berada di tangan masyarakat Amerika Serikat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya