Begini Cara Pelajar Indonesia Promosikan Kopi di Belanda

Dubes RI untuk Belanda, I Gusti Wesaka Puja, (kanan) dalam Festival Kopi Indonesia di Kota Den Haag selama 17-18 Juni 2016.
Sumber :
  • KBRI Den Haag

VIVA.co.id – Para mahasiswa Indonesia, yang tengah menimba ilmu di Belanda, turut aktif mempromosikan kopi khas Nusantara demi mendukung diplomasi ekonomi RI. Bersama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), mereka menggelar “Festival Kopi Indonesia” di Kota Den Haag, akhir pekan lalu. 

3 Varian Kopi Indonesia Unjuk Gigi di Amsterdam Coffee Festival 2023

Menurut KBRI Den Haag, Indonesian Coffee Festival ini berlangsung meriah di gedung New Babylon Meeting Center selama 17-18 Juni 2016 berkat kerjasama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda dan ranting mereka di Den Haag. Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Wesaka Puja, mengatakan bahwa kopi merupakan salah satu produk unggulan ekspor Indonesia.

“Indonesia sendiri merupakan produsen kopi terbesar nomor empat dari seluruh dunia. Oleh karena itu kopi Indonesia perlu terus dicarikan pasar di luar negeri, terutama di Eropa,” kata Dubes Puja, seperti disiarkan KBRI Den Haag.

Kopi Indonesia Rambah Pasar Balkan Eropa

Ketua Panitia dari PPI Den Haag, Priska Astasari, juga menyampaikan bahwa kegiatan bersama ini sebagai ajang mempromosikan Indonesia dari sisi lain, yakni dari sisi ekonomi. “Tujuh perusahaan dari Indonesia diundang dalam festival ini, yakni Adena Coffe, Javanusa, De Ngokow Cofee, Ephraim Coffee, Daya Asasta, Mr. O dan Blanco Coffee and Book,” ungkap Priska.

Selama festival, juga diselenggarakan acara bincang-bincang yang membahas kopi Indonesia, yang melibatkan pelajar Indonesia dan pakar kopi dari Tanah Air. Christian Julianto Charis dari Ephraim Coffee membahas tentang pertanian kopi di Indonesia, yang dimulai dari sejarah dibawanya biji kopi ke Indonesia hingga konsep sustainable coffee production yang harus dilakukan oleh petani dan pengusaha kopi.

Ketika Kopi Nusantara Jadi Primadona di Istanbul

Pelajar Indonesia promosikan kopi nusantara di Belanda

Perbedaan cita rasa kopi dari berbagai daerah di Indonesa dibahas oleh Sara Datuk dari Javanusa. Dijelaskannya mengenai perbedaan rasa kopi dari Aceh Gayo, Jawa Barat, hingga kopi dari Papua yang masing-masing mempunyai ciri khas sendiri. Sedangkan Aki Baihaki menjelaskan tentang fair trade dalam perdagangan kopi yang harus menguntungkan, tidak saja bagi para pengusahanya tetapi juga bagi petani kopi sendiri.

Kehadiran Barista Yakup Aydin juga menambah lengkap festival tersebut. Karena Yakup melakukan demonstrasi pembuatan espreso dan latte art yang menarik.

Bimo Pramana dari Blanco Cofee and Book, Yogyakarta, yang turut hadir pada festival tersebut mengatakan bahwa mengikuti Indonesia Coffee Festival di Den Haag memberikan pengalaman baru dan pengetahuan mengenai selera pasar Eropa, khususnya di Belanda. “Selain itu juga memberikan kesempatan untuk membuat jejaring antar-pengusaha kopi di kedua negara,” kata Bimo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya