- REUTERS/Jorge Luis Plata
VIVA.co.id – Bentrokan antara anggota serikat guru dan polisi di Meksiko selatan pada hari Minggu, 19 Juni 2016, menewaskan tiga orang dan 45 lainnya luka luka. Hal ini terjadi ketika pihak pengamanan mencoba mengusir pengunjuk rasa yang memblokir jalan raya setempat.
Pejabat Layanan Darurat di negara bagian Oaxaca mengonfirmasi kematian dan jumlah korban yang terluka. Meskipun belum dijelaskan apa yang menjadi penyebab kekerasan. Komisi Keamanan Nasional Meksiko (CNS) melaporkan bahwa 21 anggota federal dan pihak kepolisian adalah termasuk di antara korban yang terluka.
Kepolisian Federal kemudian mengawal 120 truk tangki yang membawa limbah kimia dari dekat kilang Salina Cruz, yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan minyak milik negara Pemex. Pada Jumat pekan lalu, Pemex mendapatkan peringatan akan ditutup untuk sementara, jika blokade di jalan raya terus terjadi.
Bentrokan yang terjadi hari Minggu kemarin, melibatkan sejumlah pengunjuk rasa dari serikat guru CNTE. Lemparan batu ke arah polisi kemudian dibalas dengan gas air mata. Meningkatnya bentrokan ini terjadi beberapa hari setelah serikat guru mengambil alih jalan raya dekat kota Nochixtlan, sekitar 80 km barat laut dari kota Oaxaca.
Dilansir dari kantor berita Reuters, Senin, 20 Juni 2016, akhir pekan lalu, polisi menangkap pemimpin serikat guru lokal atas dugaan korupsi. Penangkapan ketua serikat guru ini dianggap memberi peluang pada pemerintah untuk melakukan refromasi pendidikan, yang menurut guru, justru merugikan mereka.
Ruben Nunez, pemimpin salah satu faksi yang paling agresif dari serikat Meksiko CNTE, ditahan atas dugaan penerimaan suap. CNTE merupakan faksi yang memimpin upaya melawan reformasi pendidikan, khususnya mandat untuk melaksanakan evaluasi guru.
Satu Orang Terbunuh Setiap 15 Menit di Negara Ini
Hampir 35.000 orang terbunuh di Meksiko pada 2019.
