- REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
VIVA.co.id – Setiap menjelang waktu berbuka puasa, nyaris seluruh masjid besar di Saudi menyediakan makanan. Itu belum termasuk yang disediakan oleh kerajaan.
Menurut laporan harian Al Riyadh, buka puasa massal yang terjadi setiap hari di seluruh masjid besar Saudi dianggap membuat banyak makanan terbuang percuma. Namun beberapa kelompok lain tetap berlomba membuat acara buka puasa bersama secara besar-besaran.
Menurut Al Riyadh, total jumlah uang yang dihabiskan oleh Kerajaan Saudi bisa mencapai ratusan juta bahkan miliaran riyal Saudi. Harian tersebut juga menyebutkan, satu porsi makan untuk iftar adalah sekitar 10 riyal. Jika setiap hari disediakan sebanyak 150.000 porsi maka dalam satu hari menghabiskan 1,5 juta riyal. Sebulan bisa menghabiskan 45 juta riyal. Sayangnya, yang menyedihkan, makanan tersebut disediakan bagi pekerja asing dan musafir dari luar Saudi.
"Kita memiliki orang-orang miskin dan mereka yang sedang sakit dan sangat membutuhkan pertolongan. Mengapa tak kita alokasikan ratusan atau jutaan riyal itu untuk kepentingan mereka? Kita membutuhkan prioritas. Perlu diputuskan, siapa yang lebih butuh dibanding pekerja asing. Uang sebanyak itu juga bisa digunakan untuk membiayai pengobatan pasien gagal ginjal kronis, atau diberikan pada janda atau wanita yang bercerai," tulis media tersebut, seperti dikutip oleh Al Arabiya, Senin, 20 Juni 2016.
Salah seorang ulama Saudi, Dr. Abdulrahman Al-Subaihi memberikan pendapat yang sama. Menurutnya, setiap Ramadan, orang kaya di Saudi cenderung menghabiskan uang dalam jumlah besar dengan menyediakan buka puasa. Mereka tidak peduli berapa banyak makanan yang terbuang.
"Alih-alih mengatur buka puasa besar-besaran, orang baik hati bisa mengadakan acara buka puasa kecil di mana hanya kurma dan air yang disajikan. Saya menentang menghabiskan uang dalam jumlah besar pada makanan buka puasa gratis untuk memberi makan para pekerja asing. Uang itu dapat digunakan untuk membantu orang miskin dan yang membutuhkan di masyarakat, atau melatih pemuda Saudi dan meningkatkan peluang mereka mendapat pekerjaan dengan gaji yang layak," katanya.