Perusahaan Gula Tertua di Inggris Dukung Brexit

Produk gula buatan Tate & Lyle Sugars.
Sumber :
  • Reuters/Cathal McNaughton

VIVA.co.id – Tate & Lyle Sugars (TLS), salah satu perusahaan gula tertua di Inggris, telah menulis surat kepada seluruh karyawannya yang berjumlah 800 orang untuk mendukung Brexit (Inggris ke luar dari Uni Eropa).

Warga Inggris Kumpulkan Tanda Tangan untuk Referendum Kedua

Dalam suratnya juga tertulis, meninggalkan Uni Eropa akan menguntungkan bisnis gula mereka. Surat tersebut ditulis Wakil Presiden Senior Tate & Lyle Sugars, Gerald Mason.

"Kita harus mendukung gerakan Inggris 'pisah' dari Uni Eropa. Pekerjaan akan lebih aman jika di luar Uni Eropa," kata Mason, melalui surat resminya, seperti dikutip dari situs BBC, Rabu, 22 Juni 2016.

Usai Brexit, Sebaiknya Investor Lihat Sisi Positif Ini

Menurut perhitungan Mason, TLS telah kehilangan keuntungan akibat kebijakan ekonomi Uni Eropa, salah satunya tarif impor.

"Tahun lalu saja, biaya bahan baku kami mencapai 40 miliar euro (£31 miliar) akibat kebijakan tarif impor. Ini mengubah apa yang seharusnya menjadi keuntungan yang baik bahwa kita akan semua berbagi dalam kerugian sebesar 25 miliar euro," ungkap Mason.

Britain Exit, Kemlu: Visa Schengen Tetap Jalan

Selain itu, Mason juga mengeluhkan kalau perusahaannya harus membayar lagi 3,5 juta euro ke Uni Eropa untuk beberapa kapal tebu yang membongkar muatan di kilang gula mereka.

"Uang itu oleh Uni Eropa digunakan untuk mensubsidi gula bit milik kompetitor kami di Eropa," tuturnya.

Ia pun menantang para pejabat Uni Eropa mereformasi kebijakan yang dinilai Mason tidak demokratis itu. Menurutnya, kebijakan Uni Eropa justru membuat masyarakat kehilangan pekerjaan.

Karena akan ada lebih banyak produsen gula bit dari hasil penyulingan tebu di Eropa. "Itu bukan jenis demokrasi kami inginkan," kata Mason.

Perusahaan TLS berdiri sejak 1921 dan merupakan kilang tebu terbesar di Eropa yang berkantor pusat di London, Inggris. TLS akan "melawan" lebih dari 1.280 perusahaan yang menyatakan dukungannya agar Inggris tetap berada di Uni Eropa.

Rabu adalah hari terakhir dari masa tenang menjelang referendum atau jajak pendapat Brexit. Pada Kamis, warga Inggris di seluruh dunia akan datang ke tempat pemungutan suara dan memilih, apakah tetap bergabung atau keluar dari Uni Eropa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya