Erdogan Minta Dukungan Global Perangi Kelompok Militan

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Sumber :
  • Murat Cetinmuhurdar/Presidential Palace/Handout

VIVA.co.id – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan serangan yang terjadi di Bandara Ataturk Turki harus menjadi titik balik perang global melawan kelompok militan. Menurutnya, serangan yang berlangsung selama bulan suci Ramadan menunjukkan bahwa serangan terorisme yang dilakukan kelompok radikal tersebut tidak menghargai keimanan dan nilai-nilai agama.

Kurikulum Islami Dinilai Bebani Kualitas Murid Sekolah di Turki

"Bom yang meledak di Istanbul hari ini bisa saja terjadi lagi di bandara maupun kota-kota di seluruh dunia. Saya mendesak semua pemerintah dunia bergabung melawan terorisme," kata Presiden Erdogan seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Rabu, 28 Juni 2016.

Amerika Serikat menyatakan solidaritasnya dengan Turki yang merupakan sekutu NATO. AS juga menyatakan bahwa serangan tersebut akan memperkuat tekad bersama mereka. Selain itu, Sekretaris Perserikatan Bangsa Bangsa Jenderal Ban Ki-moon menekankan perlunya mengintensifkan upaya global untuk mengurangi ekstremisme.

Ekrem Imamoglu, Oposisi Pesaing Kuat Erdogan

Ataturk merupakan bandara terbesar di Turki dan pusat kegiatan transportasi bagi wisatawan dari seluruh dunia. Beberapa gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan korban yang terluka tergeletak di dalam dan luar terminal internasional.

Turki telah mengalami serentetan pemboman tahun ini, termasuk dua serangan bunuh diri di kawasan wisata Istanbul, dua bom mobil di ibu kota Ankara. Ada dua kelompok yang sering mengaku bertanggung jawab atas serangan bom yang terjadi di Turki, yaitu ISIS dan kelompok militan Kurdi.

Pengakuan Eks 'Kittens' Harun Yahya: Kajian Berujung Pelecehan Seks

Dalam serangan terbaru yang terjadi awal bulan Juni, sebuah bom mobil meledak di sebuah bus polisi di pusat Istanbul selama jam sibuk pagi, menewaskan 11 orang dan melukai 36 dekat distrik wisata utama, sebuah universitas besar dan kantor wali kota.

Turki, yang merupakan bagian dari koalisi pimpinan AS melawan kelompok ISIS di Suriah, juga memerangi gerilyawan Kurdi di tenggara.

Aras lost his sense of hearing and his gut was torn down because of the severity of torture by pro-Turkish factions in Azaz and Afrin region. - BBC

Cerita Korban Konflik Suriah: Anakku Disiksa, Disodomi, Ususnya Robek

Turki menyatakan keamanan dan stabilitas sudah kembali.

img_title
VIVA.co.id
17 Desember 2019