Menhan Filipina: Abu Sayyaf Prioritas Pertama Presiden Baru

Kelompok bersenjata Abu Sayyaf, kerap melakukan penculikan dan perampokan di Filipina Selatan.
Sumber :
  • www.worldbulletin.net

VIVA.co.id – Membasmi kelompok militan Abu Sayyaf merupakan salah satu prioritas Filipina di bawah kepemimpinan Presiden baru Rodrigo Duterte. Kelompok militan ini terkenal dengan aksi penculikan,pemerasan, dan pembunuhan.

Dua WNI Sandera Abu Sayyaf Berhasil Dibebaskan

Delfin Lorenzana, Menteri Pertahanan baru Filipina yang dilantik hari ini mengatakan, penyanderaan oleh kelompok ekstrimis yang juga disalahkan atas serangan teror terbutuk dalam sejarah Filipina ini sangat berdampak pada perekonomian negara.

"Sesuai perintah presiden baru Rodrigo Duterte, maka prioritas pertama kami adalah segera mengatasi Abu Sayyaf sehingga dapat menetralisir mereka," kata Lorenzana, seperti dilansir Malay Mail, Kamis, 30 Juni 2016.

Dua Sandera Abu Sayyaf Ditemukan Tanpa Kepala

Lorenzana mengatakan, ulah Abu Sayyaf telah mengakibatkan terhambatnya perjalanan kapal-kapal yang membawa batu bara ke Filipina, yang tentu saja berdampak pada perekonomian. Kelompok ini juga telah menentang upaya pemerintah selama dua dekade, dan melakukan serangkaian penyanderaan kepada pelaut Indonesia.

Abu Sayyaf merupakan jaringan yang terdiri atas ratusan militan Islam, yang dibentuk pada tahun 1990-an di bawah jaringan Al-Qaeda Osama bin Laden. Organisasi ini menerima jutaan dolar melalui penyanderaan dan tebusan.

Indonesia Klaim Miliki Data 1.200 Militan ISIS di Filipina

Mengatasi hal ini, Lorenzana telah mengadakan perundingan dengan komandan militer dan akan menerapkan rencana dalam beberapa hari untuk mengalahkan kelompok militan. Ia juga mengatakan pihak militer akan melanjutkan operasi untuk membebaskan sandera dan menangkap orang-orang bersenjata.

(ren)

Ilustrasi/Daftar nama pemimpin Abu Sayyaf.

Front Pembebasan Islam Moro Janji Bantu Bebaskan Sandera

Di Filipina ada WNI disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf

img_title
VIVA.co.id
1 Februari 2018