MILF Siap Bantu Presiden Duterte Habisi Kartel Narkotika

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kanan) bersama Wakil Presiden Leni Robredo di Istana Malacanang, Manila, Filipina, Kamis, 30 Juni 2016.
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro

VIVA.co.id – Front Pembebasan Islam Moro (Moro Islamic Liberation Front / MILF) secara terbuka siap bekerjasama dengan pemerintahan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam kampanye memberantas kartel obat-obatan terlarang.

SEA Games Bermasalah, Presiden Filipina Minta Maaf

"Presiden Duterte memiliki kebijakan tegas terhadap perdagangan obat-obatan terlarang. Ini sejalan dengan kampanye MILF," bunyi keterangan di situs resmi MILF, seperti dilansir dari situs Inquirer, Senin, 11 Juli 2016.

Penawaran MILF ini datang setelah pidato Presiden Duterte usai pelantikan, pada Kamis pekan lalu, menyebut lima jenderal polisi, baik aktif maupun telah pensiun, dituduh telah membeking tiga gembong kartel narkotika besar.

Cabang Duathlon Sukses Tambah Medali Emas Indonesia

Kelima petinggi polisi tersebut yakni mantan Direktur Kawasan VI Bernardo Diaz, mantan Direktur NCRPO Joel Pagdilao dan mantan Direktur QCPD Edgardo Tinio. Ketiganya masih aktif.

Sementara dua lainnya sudah pensiun yaitu Vicente Loot, kini menjabat Wali Kota Daan Bantayan serta mantan Deputi Direktur Jenderal Marcelo Garbo.

Presiden Filipina Minta Panitia SEA Games Gratiskan Tiket Pertandingan

MILF juga menyesalkan bahwa beberapa dari mereka yang terlibat dalam perdagangan narkotika berasal dari pemerintah. "Beberapa dari mereka memenangkan selama pemilu baru-baru ini dengan uang berasal dari narkotika untuk membeli suara".

Dalam pandangan MILF, pendekatan holistik diperlukan untuk mengatasi masalah narkotika. "Tantangan yang lebih besar dalam kampanye ini tidak hanya untuk mengamankan ratusan sampai ribuan obat bius saja. Namun, memastikan pula bahwa sumber, penjual maupun pengguna juga diamankan”.

Pada November 2015, Komite Pusat MILF telah mengeluarkan instruksi kepada seluruh pemimpin politik dan sayap militer untuk membantu menahan pelaku perdagangan narkotika jenis sabu (methamphetamine hydrochloride) di wilayah Moro, Mindanao, Filipina Selatan.

Akan tetapi, otoritas keamanan setempat keberatan dengan pengaturan tersebut, karena ditakutkan melanggar kesepakatan gencatan senjata antara Pemerintah Filipina dan MILF.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya