Kudeta Turki, Satu Jenderal Tewas dan 754 Tentara Ditahan

Militer Turki saat kudeta gagal 2016.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Seorang jenderal terbunuh dan sedikitnya 754 tentara telah ditangkap dalam upaya kudeta yang berhasil digagalkan tentara pro pemerintah. Pasca upaya kudeta itu, Pemerintah Turki juga memberlakukan zona larangan terbang di Ankara, setelah sekelompok militer disebut-sebut berada di balik kudeta ini.

Lebih dari 100 Orang Ditangkap di Turki

Menutip kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kementerian Dalam Negeri Turki menyebut ada 5 jenderal dan 29 kolonel juga ditangguhkan posisinya, karea diduga terlibat dalam upaya kudeta.

Dalam upaya mengkudeta pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan, kota Ankara dan Istanbul jadi mencekam sejak Jumat malam waktu setempat sampai Sabtu pagi tadi. Tentara berusaha menguasai jembatan dan beberapa titik strategis di kota-kota besar. Suasana bertambah mencekam ketika helikopter melancarkan serangan udara dan menyerang lokasi penting di ibu kota Turki, Ankara.

Turki Kembali Pecat Ribuan Tentara dan Polisi

Setelah berhasil menggagalkan upaya kudeta yang disebut Erdogan sebagai aksi pengkhianatan dan pemberontakan ini, Perdana Menteri Binali Yildrim menyebut, pemerintah telah mengangkat Panglima Angkatan Darat, Umit Dundar, menjadi Kepala Staf Jenderal, jabatan setingkat Panglima TNI.

Selain itu, parlemen Turki juga menggelar rapat luar biasa. "Parlemen, suara dari keinginan nasional, akan segera memberikan respon yang dibutuhkan," kata Yildrim, Sabtu, 16 Juli 2016.

Terlibat Kudeta, 104 Prajurit Turki Dipenjara seumur hidup

Pada kesempatan ini Yildrim juga berterima kasih pada masyarkat Turki yang ikut turun ke jalan dan membantu menggagalkan upaya kudeta. "Saya juga berterima kasih pada masyarakat. Meski demikian, masyarakat diharapkan agar tak meninggalkan persimpangan jalan. Mereka yang baru bangun mesti pergi ke persimpangan jalan, jangan biarkan persimpangan jalan itu kosong."

(ren)

Presiden Turki Tayyip Erdogan

Eks Pejabat AS Terancam Hukuman Seumur Hidup Atas Upaya Kudeta Turki

Termasuk seorang filantropis Osman Kavala

img_title
VIVA.co.id
13 Oktober 2020