Inikah Faktor Kegagalan Kudeta Militer Turki?

Militer Turki saat kudeta gagal 2016.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Pasukan militer telah gagal melakukan upaya kudeta pemerintahan Turki yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Jumat waktu setempat. Tentara pro pemerintah bersama polisi berhasil menangkap 2.839 personel militer, termasuk perwira senior yang terlibat upaya kudeta.

Eks Pejabat AS Terancam Hukuman Seumur Hidup Atas Upaya Kudeta Turki

Pengamat Politik Internasional, Arya Sandhiyudha mengatakan ada beberapa penyebab kegagalan upaya kudeta militer Turki. Antara lain, Turki memiliki polarisasi faksi antara kaum Sekuler, Islamis, Kurdi dan Nasionalis.

Sejumlah oposisi terhadap Islam yang menentang agenda politik berhaluan neo-Ottoman dalam arah kebijakan luar negeri Erdogan.

Lebih dari 100 Orang Ditangkap di Turki

Di sisi lain, mereka pendukung Presiden yang absah secara demokratis. Namun, ada banyak orang Turki yang anti-Erdogan belum tentu juga pro-kudeta.

"Karena mengingat trauma ketidakstabilan ekonomi dan politik di masa lalu ketika kudeta terjadi di Turki. Upaya kudeta ini adalah jelas merupakan produk dari faksi elit dalam militer yang nampaknya tidak sukses untuk menjalankan kudeta," kata Arya dalam keteranganya di Jakarta, Sabtu, 16 Juli 2016.

Turki Kembali Pecat Ribuan Tentara dan Polisi

Kemudian, langkah militer yang mau mengambil alih kekuasaan dari tangan Erdogan mulai terungkap melalui upaya sistematis pemotongan kendali atas jalur transportasi. Para prajurit ditempatkan di jembatan utama di Istanbul dan menyumbat beberapa jalan di Ankara dan Izmir.

"Pesawat Jet Turki F-16 terbang rendah di langit-langit Ankara. Warga sipil disuruh tinggal di dalam rumah. Bandara di seluruh kota ditutup dan penerbangan dihentikan," ujar Doktor Bidang Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari Fatih University, Turki

Sekali pun para militer yang akan melakukan kudeta memanfaatkan adanya momentum ketika Presiden Erdogan berada di luar kota, dengan mengepung markas Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Istanbul. Bahkan tank menuju ke istana perdana menteri di Ankara.

Kemudian melakukan sabotase dengan memutus jaringan listrik di Kota Utama Turki dan beberapa infrastruktur utama pemerintah, seperti Dolmabahce Palace. Beberapa media dan saluran komunikasi pun diambil alih oleh tentara.

Kunci Kegagalan

Namun tentara pro kudeta itu belum berhasil menaklukan dua komponen penting dari kriteria kudeta yang berhasil, yakni dukungan masyarakat dan soliditas pasukan keamanan.

"Demokrasi telah menggariskan bahwa yang akan menentukan siapa yang keluar sebagai pemimpin di Turki adalah rakyat. Counter-coups mendukung Erdogan bergerak cepat dan massif, dan mereka keluar rumah pada dini hari mengungkapkan dukungan untuk presiden dan partainya," paparnya.

Kudeta yang sukses lanjutnya, juga membutuhkan soliditas pasukan keamanan. Di Turki, tanda-tanda konflik di antara berbagai lapisan militer ternyata masih eksis. Ditambah lagi Kepolisian Turki yang berperan sebagai ujung tombak penangkapan militer pro kudeta.

"Maknanya aktor keamanan nasional terbelah.”

Hal lain, tidak bisa dinafikan, pernyataan sikap anti kudeta dan dukungan terhadap pemerintahan sipil demokratis dari Amerika Serikat dan Jerman di awal juga partai-partai dan kelompok oposisi sangat berperan bagi gagalnya kudeta," ujar Master Bidang Studi Strategis dari RSIS NTU, Singapura ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya