Diplomat Korut Selundupkan Gading dan Cula Badak Afrika

Gading gajah.
Sumber :
  • REUTERS / Chaiwat Subprasom

VIVA.co.id – Diplomat Korea Utara tertangkap menyelundupkan cula badak dan gading gajah dari Afrika Selatan. Perdagangan ini terungkap dalam beberapa kasus selama tiga dekade terakhir.

Deretan Aturan Nyeleneh yang Mengatur Kehidupan Korea Utara di Era Kim Jong Un

Hal ini berdasarkan laporan oleh organisasi masyarakat sipil, yang mengekspos kejahatan transnasional terorganisir.

"Pejabat kedutaan Korea Utara terlibat dalam 16 dari 29 kasus, yang telah teridentifikasi dalam  berbagai sumber sejak tahun 1986," kata laporan yang diterbitkan pada bulan ini oleh Global Initiative Againts Transnational Organized Crime.

5 Negara dengan Militer Aktif Terbanyak di Dunia, Ada Indonesia?

Perwakilan Korut di Afrika Selatan, diketahui terlibat dalam perdagangan spesies langka, terutama di Zimbabwe dan Mozambik. Dari penjualan tersebut, mereka menghasilkan pendapatan bagi kedutaan dan memberikan kontribusi keuangan kepada pemerintah pusat di Pyongyang.

Tanduk yang langka dan mahal, yang berasal dari badak yang terancam punah, kemudian dijual kepada warga negara lain, yang kemudian digunakan sebagai obat-obatan tradisional.

Negara Sahabatnya Diserang Teroris, Kim Jong Un: Korea Utara Bersama Rusia

Pemerintah Afrika Selatan mengatakan, diplomat Korut itu mengandalkan kekebalan diplomatik mereka untuk penangkapan dan penahanan. Mereka melakukan banyak penyelundupan melalui kantung diplomatik, tas, atau kontainer pengiriman yang dibebaskan dari pemeriksaan oleh bea cukai dan kepolisian. Padahal, tas tersebut dimaksudkan untuk mengangkut dokumen diplomatik atau artikel untuk penggunaan resmi.

Dalam dokumen yang berjudul "Beyond Borders: Crime, Conservation and Criminal Networks in the Illicit Rhino Horn Trade," merupakan bagian kedua dari laporan investigasi perdagangan cula badak di Afrika selatan.

Sementara itu, kondisi kedua negara Afrika selatan itu sendiri terbelenggu atas perekonomian yang lemah dan ketidakstabilan politik, perampasan tanah, korupsi, yang memungkinkan perburuan badak, penyelundupan tanduk, dan jaringan kejahatan terorganisir yang terus berkembang. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya