Handika Si Ahli Matematika Kesal Dituduh Terlibat Gulen

Handika Lintang Saputra, Mahasiswa Indonesia yang ditahan Turki.
Sumber :
  • Viva.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Handika Lintang Saputra (21 tahun), mahasiswa Indonesia yang ditahan pemerintah Turki merasa kesal akibat tuduhan terlibat dalam organisasi Hizmet milik Fethulah Gulen. Handika menyampaikan rasa keberatan dan kekesalannya saat berkirim surat kepada orangtuanya di Wonosobo, Jawa Tengah.

Mahasiswa Indonesia Terpaksa Tunda Kedatangan ke Australia

Basuki Raharjo (43 tahun), ayah Handika mengatakan, Handika berkirim surat kepada keluarga di Dukush Plintaran Desa Tlogo Kecamatan Sukoharjo, Wonosobo pada 15 Juli 2016 lalu. Melalui surat itu, anak sulungnya tersebut menceritakan ihwal keadaan sesungguhnya setelah ditangkap kepolisian Turki di rumah asramanya di Gaziantep.

"Handika menuliskan bahwa dia intinya kesal karena enggak tahu apa-apa tapi ditangkap dan ditahan oleh kepolisian Turki, " jelas Basuki saat dikonfirmasi VIVA co.id, Senin, 15 Agustus 2016.

30 Mahasiswa RI di Nanjing China 'Terkunci' di Dalam Kampus

Masih dalam surat itu, lanjut Basuki, Handika juga menuliskan ihwal penahannya. Alumnus SMA Semesta Bilingual Boarding School Semarang itu meminta kepada keluarga di kampung tidak perlu khawatir dengan kejadian yang menimpanya.

Ia mengungkapkan bila posisi anaknya kini dalam keadaan sehat dan sedang dalam pendampingan seorang pengacara setempat. Handika saat itu dikarantina di sebuah gedung pemerintahan di Turki.

Mahasiswa Indonesia Rayakan Kebebasan Usai Karantina di Darwin

"Intinya saat itu dia minta doa dan kasih tahu, soal fasilitas penahanan, makan dan shalatnya. Tapi itu kan sudah satu bulan lalu sampai saat ini. Dan keadaan terakhir, kami belum terima kabar dari KBRI, " katanya.

Pihak keluarga pun kini hanya bisa pasrah dan berdoa agar kejadian yang menimpa Handika di Turki bisa segera selesai. Karena sejak putranya dikabarkan ditahan, keluarga hanya berhubungan dengaan KBRI melalui pesan WhatsAp dan SMS. Akses ke Kementerian Luar Negeri pun sama sekali belum ada.

"Kami minta kepada KBRI di sana bisa prioritaskan penyelesaian nasib anak saya agar segera bebas. Karena saya tahu Handika niatnya di Turki cuma belajar," tutur Basuki.

Handika Lintang adalah mahasiswa 21 tahun yang dikenal cerdas. Berkat kemampuan intelektualnya di bidang eksak, Handika mendapat beasiswa S1 di Universitas Gaziantep Turki lantaran beberapa kali juara olimpiade Matematika. Penahanan terhadap Handika dilakukan hanya sepekan sebelum kudeta militer yang digagalkan pemerintah.

Penghubung Alumni Semesta dengan KBRI Turki, Furqan Latif menyampaikan, pihak alumni sekolah yang tergabung dalam Organisasi Alumni SMA Bilingual Semesta Semarang (OASE) akan mengupayakan pembebasan Handika melalui berbagai cara.

Ia menganggap saat penangkapan itu Handika hanyalah sebagai korban. Di mana kepolisian Turki dianggap salah tangkap saat menggerebek apartemen Gaziantep Turki pada 3 Juni 2016 lalu. Padahal, Handika hanya bertindak sebagai kepala asrama, yang bertanggung jawab atas rumah kediamannya bersama teman-temannya itu.

Saat kejadian, posisinya sedang tertidur pulas Apartemen Gaziantep. Tapi, 10 polisi datang dan langsung menggedor pintu kamarnya dengan dalih menggerebek orang-orang Hizmet yang dianggap berseberangan dengan Pemerintah Turki.

"Karena yang dicari tidak ada maka Handika yang diambil," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya