Handika Ditahan di Turki, Keluarganya Ingin Bertemu Jokowi

Handika Lintang Saputra, mahasiswa Indonesia yang sempat ditahan aparat Turki atas tuduhan terlibat upaya kudeta.
Sumber :
  • Viva.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Belum jelasnya nasib Handika Lintang Saputra, mahasiswa Indonesia yang ditahan pemerintah Turki, membuat para kerabatnya resah. Maka pihak keluarga Handika di kampungnya, Wonosobo, Jawa Tengah, ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

KBRI Kairo Minta Pemerintah Setop Kirim Mahasiswa ke Mesir

Niatan keluarga bertemu presiden adalah semata untuk meminta bantuan pembebasan Handika, yang kini masih ditahan kepolisian Turki. Keluarga menganggap, sejak Handika ditahan pada 3 Juni 2016 lalu, nasibnya di Turki belum ada kejelasan.

"Kami akan mohon kepada Pak Jokowi bisa mengupayakan pembebasan anak kami. Harapan kami Presiden bisa melobi pemerintah Turki," ujar Basuki Raharjo, ayah Handika kepada VIVA.co.id, Senin 15 Agustus 2016.

Divonis Bebas di Turki, Handika Lintang Bisa Kuliah Lagi

Terkait keinginan keluarga bertemu presiden telah disampaikan kepada pemerintah daerah Wonosobo. Baik Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemkab di sana telah melayangkan surat agar keluarga Handika bisa bertemu Jokowi.

"Sekarang katanya masih proses. Dan kita masih menunggu konfirmasi jawaban dari istana," ujar Basuki yang tinggal di RT 04/RW III, Dusun Plintaran, kecamatan Sukoharjo, Wonosobo itu.

Mahasiswa Indonesia Dinyatakan Tak Terlibat Kudeta Turki

Jika keinginan bertemu dan bicara empat mata dengan presiden terealisasi, Basuki menyatakan akan menceritakan kisah anaknya yang dianggap menjadi korban salah tangkap kepolisian Turki sepekan sebelum kudeta militer terjadi.

"Saya menjamin anak saya di Turki hanya korban dan tidak ada kepentingan politik apa-apa kecuali untuk belajar, " kata pria berusia 43 tahun itu.

Supartiningsih, ibunda Handika mengaku tak percaya bila anaknya mendukung kudeta militer yang dilancarkan massa pimpinan Fetullah Gulen pada dua bulan lalu. Kudeta Gulen diketahui digagalkan oleh pemerintah Turki dibawah kendali Presiden Recep Erdogan.

"Saya tak percaya dia terlibat tindakan seperti itu. Karena dia anaknya tidak neko-neko dan niatnya ke sana cuma buat belajar dan terus belajar," kata Supartiningsih.

Di mata keluarga, Handika merupakan  anak yang cerdas dan penurut. Hal itu dibuktikan lewat prestasi akademiknya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat Handika bersekolah di SD Tologo I kecamatan Sukoharjo, Wonosobo. Nilai ujian Matematika sulung tiga bersaudara itu bahkan sempurna yakni 10. Begitupun saat berlanjut di  SMP 2 Wonosobo serta melanjutkan SMA di Sekolah Semesta Semarang. Lantaran beberapa kali menjuarai Olimpiade Matematika, Handika bahkan dengan mudah mendapat beasiswa S1 di Universitas Gaziantep di Turki pada 2013 lalu.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya