Warganya Membelot, Korsel: Tuduhan Korut Tak Berdasar

Militer Korea Utara.
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj

VIVA.co.id – Badan Intelijen Korea Selatan, NIS, merilis bahwa 12 karyawan restoran asal Korea Utara yang membelot ke Seoul pada April lalu dipicu oleh tuduhan tak berdasar oleh Pyongyang.

Korea Utara di Ambang Kehancuran

Menurut sumber anonim di lingkungan NIS, mengutip situs Channel News Asia, Rabu, 17 Agustus 2016, menyebutkan Korea Utara menuduh kalau ke-12 warga negaranya itu telah diculik oleh "saudaranya".

"Mereka semua bekerja di sebuah restoran Korea Utara di China ini resmi membelot ke (Korea) Selatan bersama manajer mereka. Ini menjadi berita utama karena merupakan aksi pembelotan terbesar dalam beberapa tahun terakhir," kata sumber tersebut.

Korsel Yakin Server Militernya Dijebol Peretas dari Korut

Sumber itu juga mengungkapkan, tuduhan Korea Utara ini sebagai bentuk propaganda serta kampanye terus-menerus melalui media pemerintahnya, KCNA, dengan tujuan agar ke-12 warga negaranya segera kembali ke negeri Kim Jong-un.

"Padahal, mereka melarikan diri secara sukarela. Kami juga menginterogasi mereka selama sekitar tiga bulan di fasilitas interogasi NIS untuk menyaring manakala di antara mereka adalah mata-mata Korut," ungkapnya.

Korut Diduga Bangun Terowongan untuk Serang Korsel

Setelah diinterogasi, ke-12 pembelot ini kemudian dikirim ke pusat pemukiman untuk pelatihan tiga bulan. Setelah itu mereka baru bebas memulai kehidupan baru di Korea Selatan.

Sementara, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengonfirmasi, pada Selasa, bahwa NIS telah "menyelesaikan tugasnya" dan 12 pembelot sudah mulai kehidupan barunya.

"Mereka semua telah dibebaskan pada pekan lalu. Mereka tidak ingin diwawancarai atau membuat publik tahu keberadaan mereka," kata seorang pejabat kementerian.

Seperti diketahui, hampir 30 ribu warga Korea Utara telah melarikan diri dari negaranya ke Korea Selatan akibat kemiskinan dan penindasan.

Akan Tetapi, pembelotan secara kelompok jarang terjadi, terutama bagi karyawan atau staf yang bekerja di restoran Korea Utara di luar negeri, lantaran dianggap "setia" kepada rezim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya