Polisi Filipina Akui Mayoritas Pembunuhan Akibat Narkoba

Lautan manusia di Penjara Quezon, Filipina.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Kepala Polisi Nasional Filipina, Ronaldo Dela Rosa, mengatakan, pada Selasa, bahwa tidak semua 1.067 kasus pembunuhan yang kini sedang diselidiki berkaitan dengan kartel obat-obatan terlarang.

Warga Katolik Filipina Tolak Perang Narkoba Ala Duterte

Menurut Dela Rosa, seperti dikutip dari situs Reuters, Selasa, 23 Agustus 2016, beberapa tindakan pembunuhan yang diselidikinya berhubungan dengan dendam pribadi atau perampokan. Meskipun begitu, ia mengakui kalau sebagian besar dari kasus tersebut memang bersentuhan dengan narkoba.

"Tidak semua kematian di bawah penyelidikan kami terkait dengan narkoba," kata Dela Rosa, di depan Komite Senat Filipina.

131 Organisasi Protes, Apple Hapus Game Sadis Duterte

Kepolisian Nasional Filipina melaporkan bahwa jumlah korban yang tewas dibunuh lantaran terkait dengan narkoba mencapai 1.800 orang. Jumlah ini meningkat dua kali lipat sejak Rodrigo Roa Duterte mengambil alih kekuasaan pada 9 Mei 2016, dan memulai perang antinarkotika di Filipina.

Sementara, berdasarkan data aktivis Hak Asasi Manusia yang dikutip Reuters, jumlah korban tewas terkait perang narkoba sampai 3 Agustus 2016 mencapai 770 orang.

Pertemuan Trump-Duterte Abaikan soal HAM

Jumlah itu masih akan terus bertambah. Sikap Rodrigo yang tak tebang pilih dalam memberantas kejahatan narkoba membuat warganya hormat kepada pria yang 22 tahun memimpin kota Davao tersebut.

Sejak Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, melangsungkan kampanye brutal memberantas narkoba dalam setahun terakhir sudah 3500 orang tewas.

Filipina Keluar dari ICC, Duterte Ajak Negara-negara Lain

Tak terima keganasan perang narkoba Duterte diselidiki oleh ICC.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2018