Polisi China Bongkar Kejahatan dalam 'Pernikahan Roh'

Ilustrasi pengantin wanita
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Kepolisian di China, menahan seorang pria. Ia dituduh melakukan pembunuhan pada dua perempuan yang mengalami keterbelakangan mental. Menurut polisi, pria tersebut akan mempersembahkan "jiwa" dua perempuan tersebut untuk digunakan dalam "pernikahan antarroh."

Seandainya Militer China Perang Udara Lawan India, Siapa yang Menang?

Ritual ini masih diberlakukan di beberapa wilayah di China. Konon ritual ini bertujuan untuk memberikan pasangan pada orang-orang yang meninggal tanpa sempat menikah.

Menurut polisi di provinsi Shaanxi, pembunuhan itu dilakukan pada April, ketika mereka menahan tiga pria yang ketahuan membawa jasad seorang perempuan dalam mobilnya. Investigasi yang dilakukan pada pria tersebut, akhirnya mengarah pada satu pria. Polisi hanya menyebut bernama Ma, yang menjanjikan pasangan bagi wanita yang belum menikah, namun akhirnya membunuh mereka dan menjual mayatnya.

Dituding Berpihak, Luhut Beberkan Pengaruh China Bagi Ekonomi RI

Menurut adat, “pernikahan antarroh” yang telah dilakukan selama lebih dari 3.000 tahun, dilakukan pada mereka yang meninggal sebelum sempat menikah. Awalnya, pernikahan dilakukan antara mereka yang sudah sama-sama meninggal. Namun, kini beberapa kali ditemukan pernikahan dilakukan antara mereka yang masih hidup dengan yang sudah mati.

Dalam “pernikahan antarroh”  yang terjadi antara dua orang yang sudah meninggal, keluarga mempelai perempuan akan meminta mas kawin pada mempelai pria, termasuk perhiasan, pelayan, dan sebuah tempat tinggal. Namun, semua itu diberikan dalam bentuk hiasan kertas.

WHO Enggan Terapkan Larangan Perjalanan untuk China

Faktor usia dan latar belakang keluarga adalah hal yang esensial dalam beberapa pernikahan tradisional, sehingga mereka akan meminta ahli feng shui untuk mencocokkan semua hal tersebut. Upacara pernikahan biasanya akan menyertakan papan nisan kedua jenazah, juga karangan bunga. Hal terpenting dari semua pernikahan iu adalah menggali tulang belulang keduanya, lalu menguburkan mereka kembali dalam satu lubang yang sama.

Namun, seperti dikutip dari BBC, 24 Agustus 2018, beberapa tahun terakhir, banyak bukti yang mengarahkan pernikahan tersebut juga terjadi antara mereka yang masih hidup dengan mereka yang sudah mati. Mereka dinikahkan dalam upacara rahasia. Namun, banyak laporan yang mengatakan, dalam pernikahan rahasia itu terjadi perampokan makam dan juga pembunuhan.

Pada 2015 lalu, 14 jasad perempuan dikabarkan dicuri dari sebuah desa di provinsi Shanxi. Penjaga kuburan mengatakan, para perampok mencuri jasad-jasad itu untuk mendapatkan uang.

Huang Jingchun, ketua Jurusan Sejarah di Universitas Shanghai yang meneliti masalah tersebut di Shanxi pada 2008 dan 2010, mengatakan harga tulang belulang dari jenazah perempuan mengalami kenaikan harga yang tajam.

Jika awalnya harga itu berkisar antara US$ 4.500 hingga US$7.500, kini harganya meningkat dua kali lipat. Pada 2006, pemerintah melarang penjualan tersebut, namun bukan berarti aksi jual beli berhenti.

Tahun lalu, seorang pria yang ditangkap di wilayah Liangcheng, mengatakan kepada polisi, ia telah membunuh seorang perempuan, dan menjual mayatnya pada keluarga yang mencari pasangan untuk “pernikahan antarroh” tersebut.

Di Shanxi, “pernikahan antarroh” ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan dari orangtua pada anak mereka yang mati muda karena bekerja di tambang. Pernikahan ini menjadi semacam kompensasi emosional bagi anak laki-laki mereka yang bekerja demi mendukung perekonomian keluarga. Namun, Huang tak yakin pada alasan tersebut. Menurutnya, pernikahan itu dilakukan lebih karena alasan kultural.

Kebanyakan orang China percaya bahwa jika keluarga gagal memenuhi keinginan dari anggota keluarga yang meninggal sebelum menikah, mereka akan mengalami banyak kesialan. Mempersembahkan pasangan pada mereka yang sudah meninggal adalah bagian dari menenangkan jiwa mereka.

"Ideologi yang menjadi dasar terjadinya “pernikahan antarroh” itu adalah keyakinan mereka yang meninggal akan meneruskan kehidupannya di alam setelah kematian," ujar Dr.Huang.

"Jadi, jika seseorang belum menikah di masa dia hidup, dia harus tetap dinikahkan setelah dia meninggal dunia," ujarnya menambahkan.

Huang mengatakan, kebanyakan kasus pernikahan hantu ini ditemukan di sebelah selatan dan pusat China, terbanyak adalah di provinsi Shanxi, Shaanxi, dan Henan. Namun, Szeto Fat-ching, seorang ahli feng shui di Hong Kong, mengatakan kasus serupa juga ditemukan di beberapa komunitas China di Asia Tenggara. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya