Tak Aman, Puluhan Warga Indonesia di Yaman Dievakuasi

Sebanyak 67 warga Indonesia yang dievakuasi dari Yaman tiba di Kota Salalah, Oman, pada 24 Agustus 2016.
Sumber :
  • Dokumentasi KBRI Sana'a

VIVA.co.id - Sebanyak 67 warga Indonesia yang bermukim di Yaman dievakuasi dari negara itu pada 24-26 Agustus 2016. Mereka dibawa keluar dari Yaman karena negara itu tak aman akibat perang saudara yang berkepanjangan.

Darurat, Tiap 35 Detik Anak di Yaman Terjangkit Kolera

Enam puluh tujuh warga Indonesia itu terdiri 53 pelajar, tujuh tenaga kerja Indonesia (TKI), empat ibu rumah tangga, dan tiga anak-anak. Mereka selama ini bermukim di sejumlah kota di Yaman, di antaranya, Tarim, Aden, Fiyus, Ibu Kota Sana’a, dan Hudaidah.

Semua warga Indonesia itu dibawa keluar Yaman melalui Kota Tarim, lalu menuju Salalah, daerah perbatasan Yaman dengan Oman. Mereka tiba di Salalah pada 24 Agustus dan kemudian diistirahatkan selama dua hari di sebuah shelter yang difasilitasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sana’a. Mereka kemudian diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Internasional Salalah pada 26 Agustus.

KBRI Riyadh Bebaskan WNI dari Ancaman Hukuman Mati

Sulthon Sjahril, Kuasa Usaha Ad-Interim Duta Besar RI untuk Yaman, mengatakan bahwa evakuasi itu menjadi prioritas karena situasi dalam negeri Yaman masih tak aman. Perang saudara masih berlangsung hingga sekarang sehingga mengancam keselamatan warga Indonesia di sana.

Dia juga mengimbau semua warga Indonesia tidak bepergian ke Yaman sampai batas waktu yang belum ditentukan atau hingga kondisi sudah pulih dan tak ada perang lagi.

Cerita Dokter Bantu Ibu Melahirkan saat RS di Yaman Dibom

Rediatma Ihsan Supriyadi, Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI di Sana’a, menjelaskan evakuasi itu adalah kegiatan kelima sepanjang tahun 2016. “Situasi di Republik Yaman saat ini masih sangat rawan dikarenakan perang saudara masih terus berlangsung hingga saat ini,” katanya.

Pendukung kelompok Houthi di Yaman.

Koalisi Arab Kritik Laporan Tahunan Sekjen PBB

Arab Saudi menilai ada data tak benar dalam laporan itu.

img_title
VIVA.co.id
12 Oktober 2017